Jumat, 24 Desember 2010

BONEKA UNTUK ADIK

Hari terakhir sebelum Natal, aku terburu-buru ke supermarket untuk membeli hadiah-hadiah yang semula tidak direncanakan untuk dibeli. Ketika melihat orang banyak, aku mulai mengeluh: "Ini akan makan waktu lama, sedang masih banyak tempat yang harus kutuju"

Walau demikian, aku tetap berjalan menuju bagian mainan, dan di sana aku terkaget-kaget dengani harga-harga, berpikir apakah sesudahnya semua anak akan sungguh-sungguh bermain dengan mainan yang mahal.

Saat sedang mencari-cari, aku melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun, memeluk sebuah boneka. Ia terus membelai rambut boneka itu dan terlihat sangat sedih. Aku bertanya-tanya untuk siapa boneka itu. Anak itu mendekati seorang perempuan tua di dekatnya: 'Nenek, apakah engkau yakin aku tidak punya cukup uang?'

Perempuan tua itu menjawab: 'Kau tahu bahwa kau tidak punya cukup uang untuk membeli boneka ini, sayang.' Kemudian Perempuan itu meminta anak itu menunggu di sana sekitar 5 menit sementara ia berkeliling ke tempat lain. Perempuan itu pergi dengan cepat. Anak laki2 itu masih menggenggam boneka itu di tangannya.

Akhirnya, aku mendekati anak itu dan bertanya kepada siapa dia ingin memberikan boneka itu.'Ini adalah boneka yang paling disayangi adik perempuanku dan dia sangat menginginkannya pada Natal ini. Ia yakin Santa Claus akan membawa boneka ini untuknya' Aku menjawab mungkin Santa Claus akan membawa boneka untuk adiknya, dan supaya ia jangan khawatir.

Tapi anak laki2 itu menjawab dengan sedih.

“Tidak, Santa Claus tidak dapat membawa boneka ini ke tempat dimana adikku berada saat ini. Aku harus memberikan boneka ini kepada mama sehingga mama dapat memberikan kepadanya ketika mama sampai di sana.”

Mata anak laki-laki itu begitu sedih ketika mengatakan ini, “Adikku sudah pergi kepada Tuhan. Papa berkata bahwa mama juga segera pergi menghadap Tuhan, maka kukira mama dapat membawa boneka ini untuk diberikan kepada adikku.'”

Jantungku seakan terhenti.

Anak laki-laki itu memandangku dan berkata: “Aku minta papa untuk memberitahu mama agar tidak pergi dulu. Aku meminta papa untuk menunggu hingga aku pulang dari supermarket.”

Kemudian ia menunjukkan fotonya yang sedang tertawa. Kamudian ia berkata: “Aku juga ingin mama membawa foto ini supaya tidak lupa padaku. Aku cinta mama dan kuharap ia tidak meninggalkan aku tapi papa berkata mama harus pergi bersama adikku.”

Kemudian ia memandang dengan sedih ke boneka itu dengan diam.

Aku meraih dompetku dengan cepat dan mengambil beberapa catatan dan berkata kepada anak itu.

“Bagaimana jika kita periksa lagi, kalau-kalau uangmu cukup?”

“Ok”, katanya.

“Kuharap punyaku cukup.”

Kutambahkan uangku pada uangnya tanpa setahunya dan kami mulai menghitung. Ternyata cukup untuk boneka itu, dan malah sisa.

Anak itu berseru: “Terima Kasih Tuhan karena memberiku cukup uang”

Kemudian ia memandangku dan menambahkan: “Kemarin sebelum tidur aku memohon kepada Tuhan untuk memastikan bahwa aku memiliki cukup uang untuk membeli boneka ini sehingga mama bisa memberikannya kepada adikku. DIA mendengarkan aku. Aku juga ingin uangku cukup untuk membeli mawar putih buat mama, tapi aku tidak berani memohon terlalu banyak kepada Tuhan. Tapi DIA memberiku cukup untuk membeli boneka dan mawar putih.Kau tahu, mamaku suka mawar putih”

Beberapa menit kemudian, neneknya kembali dan aku berlalu dengan keretaku. Kuselesaikan belanjaku dengan suasana hati yang sepenuhnya berbeda dari saat memulainya. Aku tidak dapat menghapus anak itu dari pikiranku.

Kemudian aku ingat artikel di koran lokal 2 hari yang lalu, yang menyatakan seorang pria mengendarai truk dalam kondisi mabuk dan menghantam sebuah mobil yang berisi seorang wanita muda dan seorang gadis kecil. Gadis kecil itu meninggal seketika, dan ibunya dalam kondisi kritis. Keluarganya harus memutuskan apakah harus mencabut alat penunjang kehidupan, karena wanita itu tidak akan mampu keluar dari kondisi koma. Apakah mereka keluarga dari anak laki2 ini?

Dua hari setelah pertemuan dengan anak kecil itu, kubaca di Koran bahwa wanita muda itu meninggal dunia. Aku tak dapat menghentikan diriku dan pergi membeli seikat mawar putih dan kemudian pergi ke rumah duka tempat jenasah dari wanita muda itu diperlihatkan kepada orang-orang untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum penguburan.

Wanita itu di sana, dalam peti matinya, menggenggam setangkai mawar putih yang cantik dengan foto anak laki-laki dan boneka itu ditempatkan di atas dadanya.

Kutinggalkan tempat itu dengan menangis, merasa hidupku telah berubah selamanya. Cinta yang dimiliki anak laki-laki itu kepada ibu dan adiknya, sampai saat ini masih sulit untuk dibayangkan. Dalam sekejap mata, seorang pria mabuk mengambil semuanya dari anak itu.

LORD JESUS bless you and me, now and forever. Amen.

Kamis, 23 Desember 2010

DAMAI DI BUMI DAMAI DI HATI

Pada tahun 1914 ada sebuah kisah menarik yang terjadi di malam Natal. Saat itu terjadi peperangan antara Inggris, Jerman dan Perancis. Di malam Natal seperti itu, pastilah para prajurit ingin berada di rumah, berkumpul dengan keluarga, menyiapkan kado-kado, bernyanyi dan menikmati sukacita serta hidangan yang enak.

Tapi kali ini mereka berada jauh dari rumah, jauh dari keluarga dan orang-orang yang dicintai. Salju yang turun menambah dinginnya udara malam dan dinginnya hati mereka.

Perut lapar, pakaian yang basah, dinginnya udara dan tempat tinggal yang becek serta ketidaknyamanan suasana perang merupakan satu harmoni yang semakin menghilangkan semangat untuk mengangkat senjata. Ada satu kerinduan untuk duduk bersama keluarga didepan perapian sambil mengunyah kue-kue yang lezat.

Seorang prajurit yang tertembak merintih menahan sakit, sementara yang lain menggigil kedinginan. Pimpinan mereka pun malam itu tidak seperti biasanya. Ia kelihatan sangat bersedih, menangis teringat akan anak dan isterinya. Entah kapan mereka akan pulang dan berada ditengah orang-orang yang mereka kasihi.

Mereka semua diam membisu selama beberapa jam, tetapi tiba-tiba nampak cahaya kecil yang bergerak-gerak dari arah pasukan Jerman. Ternyata ada prajurit Jerman yang membuat pohon Natal kecil dan mengangkatnya keatas agar kelihatan. Ia melakukan itu sambil mengalunkan lagu "Stille Nacht, Heilige Nacht" atau lagu "Malam Kudus".

Alunan lembut lagu itu membuat hati para prajurit pilu karena mereka teringat suasana Natal ditengah-tengah keluarga. Prajurit Jerman yang menyanyikan lagu itu ternyata adalah seorang penyanyi tenor opera terkenal sebelum dikirim ke medan perang.

Sambil menyanyi, prajurit itu berdiri dari tempat persembunyiannnya sehingga musuh dapat melihatnya. Ia ingin menyampaikan makna Natal yang sesungguhnya, yaitu berbagi kasih dan damai. Prajurit tersebut bersedia mengorbankan nyawanya, ia bersedia ditembak oleh musuh karena mereka pasti bisa melihatnya dengan jelas. Tetapi, apakah yang terjadi?

Satu per satu dari masing-masing pasukan keluar dari persembunyian dan ikut menyanyi. Mereka berkumpul bersama dan air mata tidak tertahankan. Seorang prajurit Inggris musuh bebuyutan Jerman malah mengiringi nyanyian tersebut dengan sebuah alat musik tiup yang dibawanya.

Tidak ada lagi lawan, tidak ada peperangan, tidak ada benci, yang ada hanya kedamaian didalam kebersamaan. Mereka semua bersama-sama menyanyi dalam bahasa mereka masing-masing, dilanjutkan lagi dengan lagu "Hai Mari Berhimpun".

Mereka yang tadinya adalah musuh yang berusaha saling membunuh, kini merasakan aliran damai Natal. Mereka bersama-sama menyembah dan bersyukur atas kelahiran Juruselamat.

Saudaraku terkasih,

Saat ini, jika masih ada luka, kekecewaan, dan kebencian terhadap seseorang, biarkan kuasa Yesus Sang Juruselamat menyembuhkan serta menggantinya dengan damaiNya!

Lukas 2:14 - "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

Efesus 2:17-18 - Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

LORD JESUS bless you and me. Now and forever. Amen.

Senin, 13 Desember 2010

100

Ada seorang pria meninggal dunia dan pergi ke Surga. Di depan pintu gerbang, Petrus menemuinya. Katanya, "Begini... Supaya bisa masuk ke dalam Surga, kamu perlu mendapatkan nilai 100. Kamu sebutkan semua kebaikanmu selama di dunia dan aku akan memberi nilai atas setiap kebaikanmu. Begitu kamu mencapai nilai 100, silakan masuk."

"Baik," kata pria itu, "Saya menikahi seorang wanita yang sangat aku cintai. Saya tidak pernah selingkuh, bahkan memikirkan soal itu saja tidak pernah."

"Luar biasa!" puji Petrus, "Nilainya tiga poin."
"Tiga poin!?" seru pria itu, "Saya juga setiap Minggunya pergi ke gereja dan juga terlibat dalam pelayanan. Hampir tidak pernah absen!"

"Bagus!" puji Petrus lagi, "Satu poin untukmu!"

"Satu!?" seru pria itu, tidak percaya, "Kalau ini? Saya mengabdikan hidup saya untuk bekerja sebagai seorang juru masak di medan perang untuk para tentara dan korban perang."

"Dua poin untukmu!" seru Petrus sambil tersenyum.

"Dua poin?!" seru pria itu kecewa. "Sedikit sekali nilainya! Kalau begini caranya, saya hanya akan bisa masuk Surga kalau Allah bermurah hati padaku untuk mengijinkanku masuk!!"

"Persis! Sekarang, silakan masuk!" kata Petrus.

Roma 9:16
"Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. "

HAVE A BLESSED REST.
GOOD NIGHT.
SLEEP TIGHT.
JESUS LOVE U ALL

Jumat, 10 Desember 2010

"Rencana Tuhan Indah Pada Waktunya."

Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa Suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal Angkatan Darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih daripada cukup untuk dapat membawa nya kemanapun ia mau. Untuk itu ia bersyukur kepada Tuhan, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Tuhan dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan.

Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan Angkatan Darat, ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata. Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Tuhan yang tidak menjawab doanya. Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya.

Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja. Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Tuhan yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanya an rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.

Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini. Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru.

Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya. Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.

Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan. Pada suatu hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan. Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Tuhan mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan."

Di sana, ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.

Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju." Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah.

Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.

Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Tuhan telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu. (Diambil dari Inspirational Christian Stories oleh Vincent Magro-Attard)

Untuk dapat melihat kehendak Tuhan digenapkan di dalam hidup anda, anda harus mengikuti Tuhan dan bukan mengharapkan Tuhan yang mengikuti anda.(Dave Meyer, Life In The Word, Juni 1997)

"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.... " (Pengkotbah 3:11)

Apa yang kau alami kini, mungkin tak dapat engkau mengerti, Satu hal tanamkan di hati, indah semua yang Tuhan beri. Tuhan-mu, tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti, Cobaan yang engkau alami takkan melebihi kekuatanmu....

(^__^).......GBU all

Surat dari Tuhan Yesus :)

Sahabat terkasih,

Aku hanya harus menulis untuk mengatakan betapa Aku mencintaimu dan peduli padamu.

Kemarin, Aku melihatmu berjalan dan tertawa dengan teman-temanmu, Aku berharap kau segera ingin Aku untuk berjalan bersama denganmu juga. Jadi, Aku melukiskanmu matahari terbenam untuk menutupi harimu dan berbisik angin sejuk untuk menyegarkanmu. Aku menunggu, kau tidak pernah memanggil. Aku hanya terus mencintaimu.

Saat Aku melihat kau tertidur semalam, Aku begitu ingin menyentuhmu. Aku menumpahkan cahaya bulan ke wajahmu sebagai air mata yang menetes begitu banyak dipipimu. Kau bahkan tidak memikirkanKu, Aku begitu ingin membuatmu nyaman.

Keesokan harinya Aku meledakkan matahari terbit cemerlang menjadi pagi mulia untukmu. Tapi kau bangun terlambat dan bergegas berangkat kerja-kau tidak meninggalkan pesan.
langitKu menjadi berawan dan airmataKu adalah hujan.
Aku mencintaimu! Oh, kalau kau hanya mendengarkan. Aku benar-benar mencintaimu! Aku mencoba mengatakan dalam tenangnya padang rumput hijau dan langit biru. Angin berbisik CintaKu diseluruh puncak pepohonan dan tumpahan ke dalam warna-warna cerah bunga-bunga.

Aku berteriak kepadamu dalam gemuruh air terjun besar dan lagu-lagu cinta yang digarap burung bernyanyi untukmu. Aku menghangatkanmu dengan pakaian sinar matahariKu dan wewangian udara dengan aroma manisnya alam.

Kasih-Ku padamu lebih dalam dari laut dan lebih besar dari setiap kebutuhan dalam hatimu. Jika kau hanya menyadari betapa Aku peduli. Aku mati hanya untukmu. BapaKu mengirimkan kasih-Nya. Aku ingin kau menemui-Nya. Dia juga peduli. Hanya itu kehendakNya.

Jadi tolong hubungilah Aku segera. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, Aku akan menunggu karena Aku mencintaimu.

Sahabatmu,
Yesus

MALAIKAT PENOLONG

Ini ditulis oleh seorang dokter dari rumah sakit Metro Denver:

Saya dalam perjalanan pulang ke rumah dari sebuah pertemuan sore ini sekitar jam 5:00, terjebak dalam kemacetan di jalan di Colorado Blvd., dan tiba-tiba mobil saya mulai tersendat-sendat dan akhirnya mati. Dengan susah payah saya bisa mendekati sebuah pompa bensin, lega karena saya tidak menghalangi jalan dan mencari tempat hangat untuk menunggu mobil derek.

Tapi tidak ada yang mau berhenti. Sebelum saya mulai menelpon, saya melihat seorang wanita berjalan keluar dari sebuah minimart, dan ia terpeleset di jalan es dan jatuh di dekat pompa bensin, saya bergegas ke ibu ini untuk melihat apakah ia baik-baik saja.

Ketika saya tiba disana, terlihat bahwa ia sedang tersedu-sedu lebih karena sedihnya, dan bukan karena jatuhnya; ia adalah seorang gadis muda yang kelihatan begitu awut-awutan dengan lingkaran hitam di sekitar matanya. Ia menjatuhkan sesuatu ketika saya membantu ia bangun, dan saya ambil untuk diberikan ke dia. Ternyata uang logam satu nikel.

Saat itu, saya jadi menyimpulkan: wanita menangis, Suburban tua yang dipenuhi dengan barang-barang dan 3 anak di belakang (1 di tempat duduk depan) , dan meteran pompa menunjukkan $4.95.

Saya bertanya apakah semuanya baik-baik saja dan apakah ia membutuhkan bantuan, dan ia lalu berkata, “Saya tidak ingin anak saya melihat saya menangis!”. Jadi kami berdiri menjauh dari mobilnya ke balik pompa. Ia bercerita bahwa ia sedang menuju ke California dan situasinya sangat sulit buat dia saat ini.

Saya bertanya, “Apakah anda berdoa?”

Ia mundur sedikit, tapi saya yakinkan bahwa saya bukan orang gila dan berkata, “IA mendengar kamu, dan IA mengirim saya.”

Saya mengambil kartu kredit saya dan menggesek di card reader dari pompa tersebut sehingga mobil wanita itu bisa terisi penuh, sementara bensinnya diisi, saya berjalan ke McDonald di sebelah dan membeli 2 kantung besar makanan, beberapa voucher untuk dipakai nanti, dan segelas besar kopi.

Ia memberikan makanan itu kepada anaknya, yang langsung menyambar seperti serigala kelaparan, dan kami berdiri di sebelah pompa sambil memakan kentang dan berbicara sedikit.

Ia memberitahu namanya, menceritakan bahwa ia tinggal di kota Kansas. Teman laki-lakinya meninggalkannya 2 bulan yang lalu sehingga ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa membayar sewa rumah bulan January nanti.

Dan dalam keadan putus asa ia menelpon orang tuanya yang tidak pernah dihubunginya selama 5 tahun. Mereka tinggal di California dan akhirnya setuju untuk dia tinggal dengan mereka sampai ia bisa mencari uang disana.

Jadi ia mengemas semua barangnya ke dalam mobil milik satu-satunya. Ia memberitahu anak-anaknya bahwa mereka akan ke California untuk merayakan Natal, tetapi tidak memberitahu bahwa mereka akan tinggal disana.

Saya berikan sarung tangan saya, memberikan pelukan kecil dan membacakan sebuah doa cepat bersama dia agar ia selamat dalam perjalanannya. Ketika saya berjalan menuju mobil saya, ia bertanya, “Apakah, Anda malaikat atau apa?”

Ini yang membuat saya terharu. Saya berkata, “Ibu, saat ini malaikat sangat sibuk, sehingga kadang-kadang TUHAN memakai orang biasa.”

Adalah sangat mengharukan untuk menjadi bagian dari keajaiban seseorang. Dan ternyata, Anda sudah bisa menebak, ketika saya menuju ke mobil, ternyata mobil saya bisa langsung distarter dan pulang ke rumah tanpa masalah. Saya akan ke bengkel besok untuk memeriksakan, tapi saya kira teknisi tidak akan mendapatkan sesuatu yang salah.

Kadang-kadang Malaikat terbang sangat dekat dengan Anda sehingga Anda bisa mendengar getaran sayapnya.....:)

Mazmur 55:23 - “Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau. Tidak akan selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.”

LORD JESUS bless you and me, now and forever.

Sumber: Renungan Harian

INJIL MENURUT TOKO SERBA ADA

ADA kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal. Semacam kisah Orang Samaria yang Baik Hati. Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah Departement Store di Amerika Serikat.

Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan "Bag Lady" (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal. Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah.

Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu Bau badan menyengat hidung.

Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya. Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita.

Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya. Aneh ya Padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal.

Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Dia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang 'bag lady" jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.

Rupanya pengemis itu mencari sesuatu dibagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga diatas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah ! Apa yang dikerjakan pengemis ini?

Sang pelayan bertanya, "Apa yang dapat saya bantu bagi anda ?"
"Saya ingin mencoba gaun merah muda itu ?" Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda ?
Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu. Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu.

"Berapa ukuran yang anda perlukan ?"
"Tidak tahu !"
"Baiklah, mari saya ukur dulu." Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya.

"OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya ! Cobalah yangini !" Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas. "Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain? "Oh, tentu !" Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang "bag lady".

Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak ! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya.

Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya.

Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya ? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu.

Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu "istimewa"-nya.

"Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?"

"Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik"

"Tetapi, anda 'kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?"

"Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik."

Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.

Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema "Injil Menurut Toko Serba Ada". Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.

Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48% !

"Peliharalah kasih persaudaraan ! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." Ibrani 13:1-2.

LORD JESUS bless you and me, now and forever.

Sumber: renungan-harian-kita.blogspot.com 

Kamis, 09 Desember 2010

Mengapa kita sering kali kesulitan mencari Tuhan? Karena Dia ada di hati kita yang paling dalam

Sekitar 14 tahun yang lalu, aku berdiri menyaksikan para mahasiswaku berbaris memasuki kelas untuk mengikuti kuliah pertama Teologi Iman. Pada hari itu untuk pertama kalinya aku melihat Tommy. Ia sedang menyisir rambutnya yang terurai sampai sekitar 20cm dibawah bahunya. Penilaian singkatku, ia seorang yang aneh, sangat aneh. Tommy ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Ia terus-menerus mengajukan keberatan. Ia juga melecehkan kemungkinan Tuhan mencintai manusia tanpa pamrih. Ketika muncul untuk mengikuti ujian di akhir kuliah, ia bertanya dengan agak sinis,”Menurut Pastor apakah saya akan menemukan Tuhan?”
“Tidak,” jawabku dengan sungguh-sungguh.
“Oh,” sahutnya.
“Rasanya Anda memang tidak pernah mengajarkan bagaimana menemukan Tuhan.”
Kubiarkan ia berjalan sampai lima langkah lagi dari pintu, lalu kupanggil. “Saya rasa kamu tak akan pernah menemukan-Nya. Tapi, Dialah yang akan menemukanmu.”
Tommy mengangkat bahu, lalu pergi. Aku merasa agak kecewa karena ia tidak bisa menangkap maksud kata-kataku. Kemudian kudengar Tommy sudah lulus, dan aku bersyukur. Namun kemudian tiba berita yang menyedihkan, “Tommy mengidap kanker yang sudah parah.” Sebelum aku sempat mengunjunginya, ia lebih dulu menemuiku. Saat ia melangkah masuk kekantorku, tubuhnya sudah menyusut, dan rambutnya yang panjang sudah rontok karena pengobatan dengan kemoterapi. Namun, matanya tetap bercahaya dan suaranya, untuk pertama kalinya, terdengar tegas.
“Tommy! Aku sering memikirkanmu. Katanya kamu sakit keras?” tanyaku langsung.
“Oh ya, saya memang sakit keras. Saya menderita kanker. Waktu saya hanya tinggal beberapa minggu.”
“Kamu mau membicarakan itu?”
“Boleh saja. Apa yang ingin Pastor ketahui?”
“Bagaimana rasanya baru berumur 24 tahun, tapi kematian sudah menjelang?”
Jawabnya, “Ini lebih baik ketimbang jadi lelaki berumur 50 tahun, tetapi mengira bahwa minum minuman keras, bermain perempuan, dan memburu hara adalah hal ‘utama’ dalam hidup ini.”
Lalu ia mengatakan alasan utamanya menemuiku. “Sesuatu yang pernah Pastor katakana pada saya pada hari terakhir kuliah Pastor. Waktu itu saya bertanya apakah saya akan pernah menemukan Tuhan, dan Pastor mengatakan tidak. Jawaban yang sungguh mengejutkan saya. Lalu, Pastor mengatakan, bahwa Tuhanlah yang akan menemukan saya. Saya sering memikirkan kata-kata Pastor itu, meskipun pencarian akan Tuhan yang saya lakukan pada masa itu tidaklah sungguh-sungguh.”
“Tetapi ketika dokter mengeluarkan segumpal daging dari pangkal paha saya,” Tommy melanjutkan, “dan mengatakan bahwa gumpalan itu ganas, saya pun mulai serius melacak Tuhan. Ketika tumor ganas itu menyebar sampai ke organ-organ vital, saya benar-benar menggedor-gedor pintu surge. Tapi, tidak terjadi apapun… lalu, saya terbangun suatu hari dan tidak lagi mencari pesan itu. Saya menghentikan segala usaha itu. Saya memutuskan untuk tidak peduli sama sekali pada Tuhan, kehidupan setelah kematian, atau hal-hal sejenis itu. Saya memutuskan untuk melewatkan waktu yang tersisa untuk melakukan hal-hal penting,” lanjut Tommy.
“Saya teringat Pastor dan kata-kata Pastor yang lain. Kesedihan paling utama adalah menjalani hidup tanpa mencintai. Tapi hamper sama sedihnya, meninggalkan dunia tanpa mengatakan pada orang yang saya cintai bahwa kau mencintai mereka. Jadi, saya memulai dengan orang-orang yang tersulit, ayah saya.”
Ayah Tommy waktu itu sedang membaca surat kabar saat anaknya menghampirinya.
“Pa, aku ingin bicara.”
“Bicara saja.”
“Pa, ini penting sekali.”
Surat kabarnya perlahan turun 8 cm.
“Ada apa?”
“Pa, aku cinta Papa. Aku hanya ingin Papa tahu itu.”
Tommy tersenyum padaku saat mengenang saat itu.
Surat kabar ayahnya jatuh ke lantai.
“Lalu ayah saya melakukan dua hal yang seingat saya belum pernah dilakukannya.
Ia menangis dan memeluk saya. Kami mengobrol semalaman, meskipun ia harus bekerja besok paginya.”
“Dengan Ibu dan adik saya lebih mudah,” sambung Tommy. “Mereka menangis bersama saya dan kami berpelukan. Kami berbagi hal yang kami rahasiakan bertahun-tahun. Saya hanya menyesalkan mengapa harus menunggu sekian lama. Saya berada dalam baying-bayang kematian, dan saya baru mulai terbuka pada semua orang yang sebenarnya dekat dengan saya. Lalu suatu hari saya berbalik dan Tuhan ada disitu. Dia tidak datang saat saya memohon pada-Nya. Rupanya Dia bertindak menurut kehendak-Nya dan pada waktu-Nya. Yang penting adalah Pastor benar. Dia menemukan saya bahkan setelah saya berhenti mencari-Nya.”
“Tommy,” aku tersedak, “Menurut saya, kata-katamu lebih universal daripada yang kamu sadari. Kamu menunjukkan bahwa cara terpasti untuk menemukan Tuhan adalah bukan dengan menjadikan Dia menjadi milik pribadi atau penghiburan instan saat membutuhkan, melainkan dengan membuka diri pada cinta kasih, Tommy,” saya menambahkan, “boleh saya minta tolong? Maukah kamu datang ke kuliah Teologi Iman dan mengatakan kepada para mahasiswa saya apa yang barusan kamu ceritakan?”
Meskipun kami menjadwalkannya, ia tidak berhasil hadir hari itu. Tentu saja, karena ia harus berpulang. Ia melangkah jauh dari iman ke visi. Ia menemukan kehidupan yang jauh lebih indah daripada yang pernah dilihat mata manusia atau yang pernah dibayangkan.
Sebelum ia meninggal, kami mengobrol terakhir kali.
“Saya tak akan mampu hadir di kuliah Bapak,” katanya.
“Saya tahu, Tommy.”
“Maukah Bapak menceritakannya untuk saya? Maukah Bapak menceritakannya pada dunia untuk saya?”
“Ya, Tommy. Saya akan melakukannya.”

Untuk direnungkan : Banyak orang yang merasa Tuhan itu sangat jauh dari mereka, padahal, kita tahu bahwa Tuhan hanyalah sejauh doa. Kita sadari atau tidak, Tuhan selalu didekat kita dan siap mendengarkan kita serta mencurahkan kasih-Nya. Sudahkah kita siap menerima Dia?

Untuk dilakukan : “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut” (Wahyu 12:11).

IBU...

Aku lahir dari perut ibu..

Bila dahaga, yang susukan aku… Ibu
Bila lapar, yang menyuapi aku… Ibu
Bila sendirian, yang selalu di sampingku… Ibu
Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut… Ibu
Bila bangun tidur, aku cari… Ibu
Bila nangis, orang pertama yang datang… Ibu
Bila ingin bermanja, aku dekati… Ibu
Bila ingin bersandar, aku duduk sebelah… Ibu
Bila sedih, yang dapat menghiburku hanya… Ibu
Bila nakal, yang memarahi aku… Ibu
Bila merajuk, yang membujukku cuma… Ibu
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah… Ibu
Bila takut, yang menenangkan aku… Ibu
Bila ingin peluk, yang aku suka peluk… Ibu

Aku selalu teringatkan… Ibu
Bila sedih, aku mesti telepon… Ibu
Bila senang, orang pertama aku ingin beritahu… Ibu
Bila marah, aku suka meluahkannya pada… Ibu
Bila takut, aku selalu panggil… "Ibuuuuu!"
Bila sakit, orang paling risau adalah… Ibu
Bila aku ingin bepergian, orang paling sibuk juga… Ibu
Bila buat masalah, yang lebih dulu memarahi aku… Ibu
Bila aku ada masalah, yang paling risau… Ibu
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni… Ibu
Yang selalu masak makanan kegemaranku… Ibu
Kalau pulang ke kampung, yang selalu memberi bekal… Ibu
Yang selalu menyimpan dan merapihkan barang-barang aku… Ibu
Yang selalu berkirim surat dengan aku… Ibu
Yang selalu memuji aku… Ibu
Yang selalu menasihati aku… Ibu
Bila ingin menikah. Orang pertama aku datangi dan minta persetujuan… Ibu

Aku ada pasangan hidup sendiri....
Bila senang, aku cari… pasanganku
Bila sedih, aku cari… Ibu
Bila mendapat keberhasilan, aku ceritakan pada… pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada… Ibu
Bila bahagia, aku peluk erat… pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat… Ibuku
Bila ingin berlibur, aku bawa… pasanganku
Bila sibuk, aku antar anak ke rumah… Ibu
Bila sambut valentine.. Aku beri hadiah pada pasanganku
Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan "Selamat Hari Ibu"
Selalu.. aku ingat pasanganku
Selalu... ibu ingat aku
Setiap saat... aku akan telepon pasanganku
Entah kapan... aku ingin telepon ibu
Selalu... aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah kapan... aku ingin belikan hadiah untuk ibu

Renungkan:
“Kalau kau sudah selesai berkerja.... masih ingatkah kau pada ibu? Tidak banyak yang ibu inginkan... hanya dengan menyapa ibupun cukuplah”.

Berderai air mata jika kita mendengarnya. Tapi kalau ibu sudah tiada… “IBUUUU… RINDU IBU… RINDU SEKALI…”
Berapa banyak yang sanggup menyuapi ibunya....
Berapa banyak yang sanggup mencuci muntah ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup menggantikan alas tidur ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup membersihkan najis ibunya...... .
Berapa banyak yang sanggup berhenti kerja untuk menjaga ibunya.....
dan akhir sekali berapa banyak yang mendoakan Ibu nya......

I love you, Mom!

(^__^)…….GBU all

MIMPI TERINDAH (PERCAKAPAN DENGAN TUHAN)

Aku : "Zzzzz Zzzzz Zzzzz......"
TUHAN : "Bangun !!!"
Aku : "Hmmm.... siapa ya ?"
Tuhan : "AKU ??? AKU TUHAN. AKU dengar di doamu, kau ingin bicara langsung dengan-KU, maka doamu KU-kabulkan."
Aku (tertegun) : "Oh, aku tidak menyangka doaku dikabulkan,. Lalu kita ada di mana ?"
TUHAN : "Di dalam mimpimu, ini media paling mudah untuk berbicara."
AKU (tertegun) : "Ooooh..."
TUHAN : "KU-dengar di doamu, kau ingin mengajukan pertanyaan kepada KU. AKU ingin mendengarnya sekarang."
Aku : "Benar. Bisakah sekarang kumulai ?"
Tuhan : "Tentu."
Aku : "TUHAN, tahukah ENGKAU bahwa dunia yg KAU ciptakan ini penuh dengan ketidakadilan. Banyak orang percaya dianiaya. Orang benar menderita. Itu tidak adil TUHAN !"
TUHAN : "Menurutmu, apakah adil, ketika AKU mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosamu??"
Aku : "Kalau begitu, semua orang benar harus menderita di dunia, begitu ?"
TUHAN : "Apakah penderitaan itu selamanya ? Mengapa ketika menderita manusia selalu bertanya "mengapa harus aku?". Tetapi, ketika senang, mereka tidak pernah bertanya, "mengapa harus aku ?"
Aku : "Kalau begitu, mengapa banyak orang jahat hidup senang ?"
TUHAN : "Kau yakin ?"
Aku : "Ya... walaupun tidak semua ..."
Tuhan : "Kalau begitu, cobalah jadi jahat, dan lihatlah, seberapa lama kauakan senang, kau bisa membuktikannya sendiri."
Aku : "Hidup ini terlalu rumit untuk dijalani, mengapa KAU selalu mendatangkan cobaan dan masalah?"
TUHAN: "Masalah KU-datangkan bukan untuk disesali dan dikeluhi, tapi untuk diselesaikan. Cobaan KU-datangkan untuk menunjukkan adanya diri-KU, dan perlunya berserah pada-KU."
Aku : "Tapi, setiap masalah datang, Aku selalu berdoa meminta jalan keluar. Tetapi, kadang KAU tidak memberinya ? Mengapa ?"
TUHAN : "Mengapa ? Pertanyaan bagus! Mengapa setiap firman yang KU-perintahkan padamu, kau tidak pernah melakukannya atau selalu menunda-nunda ? Sebelum engkau menuai, menaburlah terlebih dahulu."
Aku : "Mengapa manusia tidak pernah puas terhadap dirinya ?"
TUHAN : "Manusia tidak akan menyadari betapa berharganya sesuatu, sampai mereka kehilangan semuanya.
Aku : "Karena itulah TUHAN, mengapa penyesalan selalu datang terlambat? Itu menyebalkan..."
TUHAN : "Kalau belum terlambat, bukan penyesalan namanya. Kalau belum menyesal, manusia tidak akan pernah tahu dimana letak kesalahannya."
Aku : "Memang benar. Tapi, penyesalan selalu mendatangkan penderitaan."
TUHAN : "Ketika penyesalan datang, manusia diberi 2 pilihan. Pertama, segera bangkit dan meninggalkan duka-citanya. Itu membuat manusia makin kuat dan terasah. Kedua, berkata : "Aku tidak kuat, beban ini terlalu berat untuk dijalani". itu mendatangkan penderitaan."
Aku : "Perlukah aku memelihara doa dan waktu untuk-MU setiap harinya ?"
Tuhan : "Perlukah AKU mejagamu dan mengawasimu setiap harinya ?"
Aku : "TUHAN, seringkali aku sudah berusaha dan berusaha, tapi selau gagal ! Mengapa?"
TUHAN : "Berapa kali kau mencoba ?"
Aku : "Katakanlah 10 kali."
TUHAN : "Bagus. Kalau begitu kau sudah mengetahui 10 cara yg tidak berhasil. Jangan samakan kegagalan dengan pengalaman. Manusia tidak pernah gagal, sampai dia berhenti berusaha."
Aku : "Tapi, semua itu terlalu beresiko TUHAN. Setiap usaha mempunyai resiko."
TUHAN : "Sesungguhnya, ketika kau takut mengambil satu resiko, kau telah mengambil resiko yang tersisa, yaitu kau tidak akan pernah berhasil !"
Aku : "Kalau begitu, bagaimana cara mendapat kesenangan hidup ?"
TUHAN : "Cintailah dirimu sendiri, dan senantiasa bersyukur. Hidup ini sebenarnya indah. Jika masalah datang, jangan biarkan masalah menguasai dirimu, tetapi belajarlah menguasai masalah. Ah, waktu kita habis, kau sudah harus bangun pagi..."
Aku : "Kapan kita bisa berbicara seperti ini lagi ?"
Tuhan : "Kapanpun. Sebenarnya jarak Kita hanya dipisahkan oleh doa."
Aku : "Oke, terima kasih TUHAN atas pembicaraan yg indah ini."
TUHAN : "Sama-sama."
Aku pun terbangun dari mimpiku......
TUHAN Memberkati

Senin, 06 Desember 2010

Sinterklas Nyata atu Fiksi?

Karena sebentar lagi natal dan hari ini adalah hari peringatan St Nicholas maka saya akan bercerita tentang dia (nama saya diambil dari dia loh! hehe..) oke deh dari pada basa - basi mending kita baca ceritanya. cekidot...

Sinterklas (dalam bahasa lain juga dikenal dengan nama Santa Klaus, Santo Nicholas, Santo Nick, Bapak Natal, Kris Kringle, Santy, atau Santa) adalah tokoh dalam berbagai budaya yang menceritakan tentang seorang yang memberikan hadiah kepada anak-anak, khususnya pada Hari Natal.

Santa berasal dari tokoh dalam cerita rakyat di Eropa yang berasal dari tokoh Nicholas dari Myra, lahir sekitar 280 M Patara tidak jauh dari Myra (Demre) di negara Turki. Ayahnya adalah orang Arab yang bernama Epifanius sedangkan ibunya bernama Nonna. Nicholas adalah seorang uskup yang memberikan hadiah kepada orang-orang miskin.

Tokoh Santa kemudian menjadi bagian penting dari tradisi Natal di dunia barat dan juga di Amerika Latin, Jepang dan bagian lain di Asia Timur.

Hari Sinterklas dirayakan di seluruh dunia setiap tanggal 6 Desember.

Sinterklas nama sebenarnya ialah Nicholas lahir sekitar 280 sesudah Masehi di Patara tidak jauh dari Myra (Demre) di negara Turki.

Ayahnya adalah orang Arab yang bernama Ephiphanius sedangkan Ibunya bernama Nonna, jadi tidaklah salah kalau saya tulis bahwa Sinterklaas itu orang Arab, berdasarkan tempat kelahiran maupun berdasarkan keturunannya.

Tanggal 6 Desember adalah hari ulang tahunnya (hari ini!) dari Sinterklaas yang dirayakan di seluruh dunia, terutama di negara Eropa. Berdasarkan hasil survey di negara Eropa maupun USA, ternyata Sinterklaas adalah orang ketiga paling beken setelah Tuhan Yesus dan Bunda Maria, tetapi hanya sedikit sekali orang mengetahui siapa sebenarnya Sinterklaasini dan bagaimana sejarahnya.

Sinterklaas sangat beken bukan hanya di Holland saja, melainkan jugadi Itali, Yunani dan Rusia, sehingga banyak anak lelaki disana yangdiberi nama Nicholas dan untuk perempuan menjadi Nicole atau Nicolien. Disamping itu banyak lagi gereja Rusia, maupun Yunani yangdiberi nama Nicholas.

Aneh tapi nyata! Walaupun Sinterklaas merupakan reklame dari seorang uskup Gereja Katolik, Paus tidak yakin akan kebenarannya, karena kenyataannya lebih banyak dongeng atau khayalan yang dibuat mengenai Sinterklaas, bahkan yang digabung dengan kepercayaan orang2 kafir.Sehingga pada th 1970 Vatikan telah menghapus dan mencoret nama Sinterklaas dari kalender nama2 orang2 suci, tetapi karena banyaknya protes yang berdatangan, sehingga Vatikan memberikan kelonggaran dan kebebasan untuk memilih apakah Sinterklaas termasuk orang suci ataukah bukan teserah kepada diri masing-masing, tetapi secara resmiSinterklaas bukan termasuk orang yang dianggap suci lagi. Atau secara tidak langsung gelar maupun titel "Saint"nya di copot!

Ibu dari Nicholas tidak pernah punya anak sebelumnya, tetapi karenaia selalu memohon dan berdoa kepada Tuhan, akhirnya permohonannyadikabulkan. Ia melahirkan seorang anak lelaki yang diberi nama Nicholas. Menurut legenda pada saat masih bayipun Nicholas sudah melakukan puasa, seperti yang sering dilakukan oleh hamba Tuhan padasaat tsb, ialah tiap hari Rabu dan Jumat ia tidak mau minum asi (air susu ibu) nya. Walaupun anak tsb usianya belum 1 th.

Ia ditasbihkan menjadi pastor pada usia 18 tahun (muda banget ya...) di katedral dari pamannya, karena sifat belas kasihnya yang besar untuk membela umatdan fakir miskin, akhirnya ia diangkat menjadi uskup.Menurut legenda pada saat Nicholas mengadakan perjalanan ketanahsuci, kapalnya dilanda angin ribut, sehingga salah satu dari tianglayarnya patah dan menimpa kepala dari seorang kelasi di kapal tsb.Yang mengakibatkan kematian dari kelasi tsb. Dengan doa akhirnya Nicholas bisa meredakan angin ribut tsb bahkan ia bisa "menghidupkan"kembali kelasi yang telah meninggal tsb. Sejak saat itulah Sinterklaas menjadi beken sebagai Saint atau orang suci pelindungdari para pelaut dan semua kapal dagang.

Kepercayaan tsb semakin besar dan semakin kuat sehingga Sinterklaas sudah bisa dianggap sebagai wakil Tuhan untuk melindungi mereka olehpara pelaut Yunani maupun Itali pada saat tsb.

Tepatnya pada tgl 9 Mei 1087 para pemilik kapal dari Itali, mengambil semua tulang2 dan semua sisa dari tubuh Sinterklaas untuk dipindahkandari Turki ke Itali ke kota Bari. Dan disana dibuat satu gereja besaryang diberi nama St Nicholas Katedral. Oleh sebab itu tiap tgl 9. Meiorang Itali merayakan hari St Nicholas sebagai pelindung para pelaut.Sebelumnya mayat Sinterklaas di pindahkan ke Itali, orang Italy percaya akan cerita mengenai seorang nenek sihir (witch) yang bernamaBefana. Ia mendapatkan tugas dari malaikat untuk memberikan hadiahkepada Tuhan Yesus pada saat Tuhan Yesus dilahirkan, seperti jugaorang Majus, tetapi karena kelalaiannya ia datang terlambat. Olehsebab itu Befana mendapat hukuman tiap tahun sebelum kelahiran Yesus,ia harus memberikan hadiah sebanyak mungkin kepada anak2 kecil yangtidak mampu.

Kepercayaan yang lebih bersifat animisme ini dianut oleh banyak orang Itali, maka dari itu para pemuka agama di Itali mengambil keputusanagar kepercayaan dari nenek sihir Befana ini dialihkan saja kepadaSinterklaas. Dengan mana bisa memulihkan citra dan nama baik dariorang Katolik sekalian mengalihkan kepercayaan animisme mereka,menjadi lebih percaya kepada Tuhan. Inilah awal dari kepercayaanbahwa Sinterklaas selalu memberi hadiah kepada anak2 pada saat hariulang tahunnya. Bahkan pengalihan ini memberi efek sampingan lainnyase-akan2 ada dua Sinterklaas, yang satu sebagai pelindung para pelautsedangkan yang lain ialah pelindung dari anak2 dan dua2nya berasaldari Myra (Turki).

Para pelaut jaman dahulu kebanyakan orang Spanyol, maka dari ituorang Belanda percaya bahwa Sinterklaas datang dari Spanyol dan sudahtentu ia datang dengan kapal laut, maklumlah dahulu belum ada pesawatterbang. Kebanyakan kelasi dari para kapal dagang jaman dahulu adalahbudak2 dari Afrika, maka dari itu jelas pembantu dari Sinterklaas punseorang budak dari Afrika yang diberi nama Zwarte Piet (Piet Hitam).Berdarkan hal tsb diatas Sinterklaas itu merupakan satu delima yangmembuat umat Katolik dan Paus menjadi risih, karena Sinterklaas inimerupakan campuran antara fakta sejarah, kepercayaan dan tahayul.Agar bisa menghilangkan dan cepat melupakan Sinterklaas dari daftarnama orang suci, maka Paus Paulus memerintahkan agar sisa mayat dari Sinterklaas sebaiknya dipindahkan saja dari Italy ke Amerika. Dengan mana orang Eropa akan bisa lebih cepat melupakan Sinterklaas.

Tepatnya pada tgl. 5.12.1972 sisa dari mayat Sinterklaas sudah dipindahkan ke gereja Sint Nicolaas - Flushing - di New York.Santa Claus USA dan Sinterklaas Eropa, itu agak berlainan dari segipakaian maupun poster tubuh. Santa Claus USA berasal dari KutubUtara. Santa Claus di USA adalah ciptaan dari Public Relation ManagerCoca Cola walaupun asal-usulnya dari Sinterklaas juga. Untukmeningkatkan penjualan dari Coca Cola, mereka menciptakan Santa Claussebagai reklame figur mereka. Karena orang Amerika tidak mau disebutrasis maka dari itu untuk Santa Claus di USA tidak boleh adapembantunya yang berkulit hitam.

Banyak orang percaya adanya Santa Claus. Berdasarkan jajak pendapatyang dilakukan oleh KRC Research pada tahun 1996 dan diungkapkandalam U.S. News & World Report, sembilan persen orang dewasa Amerika menyatakan masih percaya adanya bahwa Santa Claus berasal dari Kutub Utara itu.

Barangkali hal ini tidaklah mengejutkan bila kita menyadari bahwatidak ada waktu lain di mana kita memusatkan seluruh perhatian hanyapada satu tema seperti saat Natal. Secara umum kita mengenal tokohfiksi Sinterklas sebagai bagian yang menyatu dengan perayaan Natal.Ia menjadi simbol dari pemberian hadiah, yang menjadi acara utamadalam hampir setiap perayaan di hari besar itu. Apa yang dipercayabanyak orang di saat Natal adalah semangat memberi.

Santa Claus atau Sinterklas itu agak berlainan dari segi pakaian maupun poster tubuh. Santa Claus adalah ciptaan dari manajer hubungan masyarakat - Coca Cola walaupun asal-usulnya dari Sinterklas juga. Untuk meningkatkan penjualan dari Coca Cola, mereka menciptakan Santa Claus sebagai reklameyang figur mereka. Karena orang Amerika tidak mau disebut rasis maka dari itu untuk Santa Claus di AS tidak boleh ada Zwarte Piet pembantunya yang berkulit hitam.

Di Tiongkok juga ada Sinterklas yang lebih lazim dipanggil sebagai Dun Che Lao Ren, yang berarti Kakek Natal.