Selasa, 31 Mei 2011

MELAKUKAN KEBENARAN SAAT SITUASI MENYAKITKAN

Ulangan 32:26
“TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan merasa sayang kepada hamba-hamba-Nya.”


Menunggu adalah sesuatu pekerjaan manusia yang sangat membosankan, apalagi jika itu berkaitan dengan hari pembalasan Allah. Sebagai umat Kristiani, kita dituntut Allah untuk mengasihi sesama manusia. Jika ada orang yang melakukan kesalahan atau menyakiti hati kita, kita tidak boleh membalas apa yang ia atau mereka perbuat. Namun, untuk menerapkan kasih yang seperti ini dalam kehidupan sehari-hari sangatlah susah.

Joel Osteen pernah mengalami kondisi dimana ia sangat ingin untuk membalas perbuatan orang yang telah jahat kepada ia dan keluarganya. Pria yang cukup lama ia kenal telah melakukan perbuatan tidak etis terhadap dirinya dan istrinya Victoria dalam hal perjanjian bisnis. Orang tersebut tidak menepati janjinya dan berakhir dengan mencuri banyak uang mereka.

Joel dan Victoria pun tergoda untuk melakukan pembalasan kepada pria itu dan membuat kehidupannya sengsara. Dalam pikiran mereka, orang ini telah membuat mereka menderita; mengapa mereka tidak membuatnya menderita saja? Namun, Roh Kudus mengingatkan mereka untuk menyerahkan segala permasalahan tersebut kepada Tuhan. Awalnya berat, tetapi akhirnya mereka pun tunduk kepada suara tersebut.

Satu bulan..dua bulan..tiga bulan..hingga sampai beberapa tahun Joel dan Victoria tetap tidak melihat perubahan apa pun dalam situasi tersebut. Tetapi, mereka tetap mengingatkan diri mereka bahwa Tuhan adalah Tuhan yang adil. Dan ternyata hari itu tiba. Entah dari mana, Tuhan secara ajaib masuk dan mengubah keadaan itu. Dia tidak hanya mengeluarkan orang yang telah membohongi mereka dari kehidupan mereka, Dia juga membayarkan kembali dalam kelimpahan segala sesuatu yang telah diambil orang itu.

Pengalaman hidup Joel Osteen kiranya membukakan mata rohani kita bahwa jika kita tetap melakukan kebenaran di saat yang tidak memungkinkan sekalipun, segala sesuatu yang baik akan kita terima suatu saat nanti. Pada waktunya juga, orang yang pernah melukai kita akan menerima hukuman dari Tuhan. Ini bukan berarti kita senang dengan pembalasan yang Tuhan kerjakan kepada orang tersebut, tetapi ini merupakan keadilan-Nya. Apa yang ditabur seseorang itulah yang akan dituainya kelak.

Allah akan menggenapi setiap janji-Nya dalam kehidupan Anda asalkan Anda tetap taat kepada firman-Nya.

HATI YANG SEMPURNA

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah.

Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata " Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku ?". Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan yang lain ditempatkan di situ;namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata.

Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah ? Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa " Anda pasti bercanda, pak tua", katanya, "bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan".

" Ya", kata pak tua itu, " hatimu kelihatan sangat sempurna meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan.

Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang
sobekan - - memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu ?"

Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, dan merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata.

Pemuda itu melihat kedalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir kedalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.

Seandainya aku masih punya...

Erma Louise Bombeck adalah seorang humoris Amerika. Ia juga seorang kolumnis masalah-masalah pinggiran kota yang di terbitkan oleh 900 koran di Amerika dan Kanada.

Ia telah menulis 4000 artikel antara tahun 1965-1996. Ia telah menulis 15 buku yang hampir semuanya best seller.

Ia meninggal pada usia 69 tahun oleh karena penyakit ginjal.

Goresan penanya di bawah ini yang berjudul "Seandainya Aku Masih Punya Kesempatan Untuk Menjalani Kehidupan" layak untuk kita renungkan.

Seandainya aku masih punya kesempatan untuk menjalani kehidupan...

Aku akan mengurangi berbicara dan mendengarkan lebih banyak.

Aku akan mengundang teman-teman untuk makan malam di rumah, sekalipun karpetku akan ternoda dan sofaku jadi rusak.

Aku akan menikmati makan popcorn di ruang tamu dan mengurangi kekuatiran tentang debu-debu karena seseorang menyalakan perapian.

Aku akan mendengarkan ocehan-ocehan kakekku tentang masa mudanya.

Aku tidak akan ngotot menutup kaca jendela mobilku di musim panas karena rambutku yang sudah tertata rapi dan dispray.

Aku akan menyalakan lilin merah jambu itu sebelum ia rusak di gudang.

Aku akan duduk di halaman rumput dengan anak-anakku tanpa kuatir rumput akan kotor.

Aku akan menangis dan mengurangi tertawa ketika menonton tv dan lebih lagi ketika melihat kehidupan ini.

Aku akan mengambil sebagian beban yang dipikul suamiku.

Aku akan beristirahat di ranjang ketika sakit dan bukannya ngotot berpikir bahwa dunia akan meninggalkanku jika aku tidak bekerja hari itu.

Aku tidak akan pernah membeli barang hanya karena barang itu dikatakan praktis atau karena digaransi seumur hidup.

Aku tidak ingin menolak untuk hamil 9 bulan, tetapi sebaliknya menghargai setiap detik dan menyadari bahwa keajaiban yang tumbuh di dalam rahimku adalah bagian dari keikutsertaanku di dalam menunjukkan keajaiban Tuhan.

Jika anakku menciumku dengan tiba-tiba, aku tidak akan pernah berkata, "Nanti saja ciumannya. Sekarang pergi mandi dan kita akan makan malam."

Aku akan lebih banyak mengucapkan "Aku mengasihimu" dan lebih banyak mengucapkan "Maafkan aku"

Tetapi yang terpenting, aku akan meraih setiap menit... memandangnya... betul-betul melihatnya... menghidupinya... dan tidak pernah menyia-nyiakannya.


"Hidup adalah anugerah Tuhan yang terindah. Hidupilah hidup Anda dengan berarti"


_Tuhan Yesus Memberkati_

Pertolongan yang Tak Terduga

( Yosua 2:4 )
“Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu”


Pada tahun 1803, Thomas Jefferson memerintahkan Lewis and Clark untuk memimpin suatu ekspedisi melintasi bagian Amerika yang belum terjelajahi sampai ke Pantai Pasifik. Ekspedisi ini dinamai Corps of Discovery (Satuan Penemuan) sesuai dengan namanya. Ekspedisi itu mendata 300 spesies baru, mengidentifikasi hampir 50 suku Indian, dan menjelajahi medan yang belum pernah disaksikan orang Eropa sebelumnya.

Dalam perjalanan, mereka bergabung dengan seorang pedagang bulu dari Perancis dan istrinya, Sacajawea. Mereka segera menyadari bahwa sang istri berperan sangat penting sebagai pemandu dan penerjemah.

Dalam perjalanan itu, Sacajawea bertemu dengan keluarganya. Kakak laki-lakinya telah menjadi seorang kepala suku, dan ia membantu mereka mendapatkan kuda dan peta daerah Barat yang belum tergambar. Tanpa bantuan tak terduga dari Sacajawea dan saudaranya, ekspedisi itu belum tentu berhasil.

Alkitab menceritakan sebuah ekspedisi yang bisa mendapat pertolongan yang tak terduga. Orang-orang Israel mengirimkan mata-mata memasuki Yerikho, sebuah kota yang berada di tanah yang dijanjikan kepada mereka. Disana, mata-mata Israel tinggal di rumah Rahab, seorang perempuan sundal. Wanita itu setuju untuk menjamin keluar mereka asalkan ia dan keluarganya dilindungi saat kota tersebut diruntuhkan. Para mata-mata ini setuju dengan syarat yang diajukan Rahab.

Singkat cerita, mata-mata Israel berhasil lolos dari Yerikho dan kembali kepada Yosua. Mereka pun menceritakan segala sesuatu yang mereka alami disana kepada Yosua. Saat tiba penghancuran Yerikho, kedua pengintai ini pun menyelamatkan Rahab beserta orang-orang yang ada di dalam rumahnya tepat seperti yang mereka janjikan. Yosua dan bangsa Israel pada akhirnya berhasil memperoleh kemenangan besar seperti yang Allah janjikan kepadanya.

Dari kisah diatas, kita dapat melihat bagaimana Allah memakai Rahab sebagai sumber bantuan untuk menggenapi janji-Nya kepada Yosua dan bangsa Israel. Sebuah pertolongan yang yang manusia se-pintar apapun belum tentu bisa merancangkannya.

Apakah saat ini Anda sedang mengalami suatu tantangan? Ingatlah, Allah dapat memberikan pertolongan dari sumber-sumber yang tak terduga.

Tuhan Yesus yang kita sembah adalah Tuhan yang penuh kuasa. Dia dapat membuka jalan bagi setiap persoalan kita walaupun sepertinya semua jalan itu telah tertutup.

===Tetap BERDOA & PERCAYA AKAN MUJIZAT TUHAN===


Sumber : http://renungan-harian-kita.blogspot.com/

TRAGEDI ATAU BERKAT ?

Saudaraku terkasih,

Jangan terlalu cepat menilai sebuah kejadian, karena manusia terbatas untuk mengetahui masa depan. Adalah bijak jika kita memercayai Tuhan dan bersyukur dalam segala hal, karena Tuhan yang tahu segalanya.

Bertahun-tahun yang lalu di Skotlandia, ada sebuah keluarga yang ingin sekali berlibur ke USA. Mereka adalah keluarga Clark. Ia dan istrinya dengan tekun menabung, agar mereka sekeluarga bisa berlibur ke USA. Setelah beberapa tahun menabung, mereka memperoleh uang yang cukup untuk berlibur.

Tuan Clark, istri dan anak-anak mereka sudah mendapatkan paspor, dan kini mereka siap untuk mewujudkan impian bersama, yaitu berlibur ke USA.

Di saat Clark sekeluarga dipenuhi rasa sukacita dan antusiasme yang begitu besar membayangkan liburan, anak mereka yang bungsu digigit anjing. Itu terjadi tujuh hari sebelum keberangkatan mereka. Dokter menjahit bekas gigitan dan memberikan obat terhadap si bungsu. Karena khawatir akan kemungkinan terkena rabies, keluarga ini harus menjalani karantina selama empat belas hari.

Impian mereka hancur, mereka tidak bisa berlibur ke Amerika seperti yang sudah direncanakan. Sang ayah dipenuhi rasa kecewa, ia bergegas ke dermaga hanya untuk memandangi keberangkatan kapal pesiar tanpa keluarga Clark. Ia menangis dan mulai menyalahkan anaknya, bahkan Tuhan atas kejadian itu. Lima hari kemudian, tersebar berita tragis di Skotlandia bahwa Kapal Titanic tenggelam.

Kapal yang diklaim tidak bisa tenggelam itu ternyata tenggelam.

Seharusnya keluarga Clark juga berada di kapal tersebut, tetapi karena anaknya di gigit anjing, terpaksa mereka tidak bisa ikut. Ketika Tuan Clark mendengar berita itu, ia memeluk anaknya dan berterima kasih atas kejadian yang membuat mereka tidak jadi berangkat.

Ia juga berterima kasih kepada Tuhan yang telah menyelamatkan hidup mereka sekeluarga.Apa yang tadinya dianggap tragedi, ternyata menjadi berkat bagi keluarga mereka.

Meskipun kita tidak selalu mengerti, semua yang Tuhan izinkan terjadi selalu bertujuan baik. Ingat bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi anak-anakNya. Keterbatasan pikiran kita sebagai manusialah yang seringkali menyebabkan kita menganggap Tuhan tidak adil.

Karena itu, kita jangan pernah menilai suatu kejadian dari sisi penilaian manusia. Tuhan lebih mengetahui apa yang baik bagi anak-anakNya. Ia mengetahui apa yang terjadi di masa lampau, masa sekarang, dan di hari esok. Apa yang kita anggap sebagai tragedi atau kemalangan, belum tentu seperti itu.

Bisa saja hal itu mendatangkan berkat pada akhirnya, dan kita baru akan mengetahuinya ketika Tuhan merampungkan karyaNya.

Selama kita ada dalam jalan Tuhan, percayalah sepenuhnya pada pemeliharaanNya. Kita perlu belajar dari keyakinan Paulus kepada Tuhan ketika ia berkata, " ... karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa ..." (2 Tim 1:12)

LORD JESUS bless you and me, now and forever. Amen.

Sumber: http://www.mannasorgawi.net/

KISAH KARPET

Sebuah kisah nyata...

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki.
Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.

Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.

Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak.

Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya
"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

Saya BERSYUKUR;
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
10. Untuk dst...

Mendengarkan Suara Tuhan

Ada seorang anak muda yang bersahabat akrab dengan seorang pengkhotbah tua. Suatu hari, anak muda ini kehilangan pekerjaannya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari si pengkhotbah tua itu.

Ketika berada di ruang belajar si pengkhotbah, si pemuda ini berteriak-teriak tentang problem hidupnya. Akhirnya dengan kalap dia mengepal-ngepalkan tinjunya, sambil berteriak, “Saya memohon Tuhan agar menolong saya. Tapi hai pengkhotbah, mengapa Dia tidak menjawab saya?”

Si pengkhotbah tua itu pergi ke ruang lain dan duduk di sana. Lalu dia berbicara sesuatu dan menanti jawaban si pemuda. Tentu saja si pemuda itu tidak mendengarkan dengan jelas, sehingga dia ikut-ikutan pindah ruangan.

“Apa sih katamu?” tanya si pemuda penasaran. Si pengkhotbah itu mengulangi kata-katanya dengan perlahan sekali, seperti sedang bergumam sendiri. Tetapi si pemuda belum menangkap bisikan si pengkhotbah. Dia terus mendekati si pengkhotbah tua ini dan duduk di bangku sebelahnya.

Si pemuda itu lagi-lagi bertanya, “Apa katamu? maaf, saya tadi belum mendengarnya.”

Dengan lembut, si pengkhotbah memegang pundak si pemuda, “Saudaraku, Allah kadang - kadang berbisik, jadi kita perlu lebih dekat menghampiriNya, agar dapat mendengar Dia dengan lebih jelas lagi.” Si pemuda itu tertegun dan akhirnya dia mengerti.



Kita seringkali menginginkan jawaban Tuhan bak petir yang menggelegar di udara dan sekaligus meneriakkan jawaban dariNya. Tetapi Allah sering diam, kadang Dia bicara dengan lembut, bahkan berbisik. Hanya dengan satu alasan: agar Anda mau menghampiri takhta kemuliaanNya dan lebih dekat kepadaNya. Setelah Anda berada di dekatNya, Anda baru bisa mendengar jawaban Tuhan dengan jelas.

Indah sekali untuk mengetahui bahwa kita melakukan sesuatu yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dengan cara yang tepat dan bersama orang-orang yang tepat. Itulah yang terjadi apabila kita dipimpin oleh Roh Kudus.

Kisah Seorang Penjual Tempe

Adalah seorang ibu setengah baya yang sehari-harinya berjualan tempe buatan sendiri di desanya. Suatu hari,seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya, ternyata pagi itu,tempe yang terbuat dari kacang kedele masih belum jadi tempe alias masih setengah jadi.

Ibu ini sangat sedih hatinya, sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si ibu satu-satunya hanyalah dari menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu yang memang aktif beribadah di gerejanya teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu ia pun menumpangkan tangannya di atas tumpukan beberapa batangan kedele yang masih dibungkus dengan daun pisang tersebut.

"Bapa di Surga, aku mohon kepadaMu agar kedele ini.menjadi tempe. "Dalam nama Yesus, Amin". Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hati. Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu, dengan tenang ia menekan-nekan bungkusan bakal tempe tersebut dengan ujung jarinya.

Dengan hati yang deg-deg-an, Ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mukjijat kedele jadi tempe terjadi. Namun apa yang terjadi?

Dengan kaget dia mendapati bahwa kedele tersebut masih tetap kedele!Si Ibu tidak kecewa . Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas didengar Tuhan. Lalu kembali ia menumpangkan tangan di atas batangan kedele tersebut.

"Bapa di surga, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil. Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe,karena itulah mata pencaharianku.Aku mohon dalam nama Yesus jadilah ini menjadi tempe .Dalam nama Yesus, Amin."

Dengan Iman, Iapun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu apa yang terjadi? Dengan kaget ia melihat bahwa kacang kedele tersebut???...masih tetap begitu !Sementara hari semakin siang dimana pasar tentunya akan semakin ramai.

Si ibu dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu.

Ia berpikir mungkin mujijat Tuhan akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar. Lalu ibu itupun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar.

Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya.

Sebelum beranjak dari rumahnya, ia sempatkan untuk menumpangkan tangan sekali lagi. "Bapa di surga, aku percaya Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju pasar, Engkau akan mengadakan mukjijat

buatku. Dalam nama Yesus, Amin." Lalu ia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan ia tidak lupamenyanyikan beberapa lagu puji-pujian.

Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya bungkusan tiap bungkusan yang ada. Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya.

Apa yang terjadi? Ternyata....tempenya benar benar............belum jadi ! Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulai kecewa pada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan.Ia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan

kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan hasil menjual tempe saja.

Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih setengah jadi.

Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat daganganteman-temannya sesama penjual tempeyang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa.

Si ibu tertunduk lesu. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia tahu

bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita.

"Bu?! Maaf ya, saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi? Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya."

Seketika si ibu tadi terperangah. Ia kaget.Sebelum ia menjawab sapaan wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa "Tuhan? saat ini aku tidak butuh

tempe lagi..Aku tidak butuh lagi.Biarlah daganganku ini tetap seperti semula.Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus, Amin."

Tapi kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu.Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi,tempenya sudah jadi. Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab ya kepada wanita itu. "Bagaimana nih?" ia pikir."Kalau aku katakan iya, jangan-jangan tempenya sudah jadi.Siapa tahu tadi sudah terjadi mukjijat Tuhan?" Ia kembali berdoa dalam hatinya, "Ya Tuhan, biarlah tempeku ini tidak usah jadi tempe lagi. Sudah ada orang yang kelihatannya mau beli. Tuhan, tolonglah aku kali ini.Tuhan dengarkanlah doaku ini.." ujarnya berkali-kali.

Lalu, sebelum ia menjawab wanita itu, ia pun membuka sedikit daun penutupnya. Lalu ? apa yang dilihatnya ?

Ternyata memang benar tempenya belum jadi! Ia bersorak senang dalam hatinya.Puji Tuhan.. Terima kasih Tuhan, katanya.

Singkat cerita wanita tersebut memborong semua dagangan si Ibu itu.

Sebelum wanita itu pergi, ia penasaran kenapa ada orang yang mau beli tempe yang belum jadi. Ia bertanya kepada si wanita. Dan wanita itu mengatakan bahwa anaknya di Yogya mau tempe yang berasal dari desa itu. Berhubung tempenya akan dikirim ke Yogya jadi ia harus membeli tempe yang belum jadi,supaya agar setibanya di sana tempenya sudah jadi. Kalau tempe yang sudah jadi yang dikirim maka setibanya di sana nanti tempe tersebut sudah tidak bagus lagi dan rasanya sudah tidak enak.

Apa yang bisa kita simpulkan dari kesaksian sederhana?

Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita kepada

Tuhan pada waktu kita berdoa padahal sebenarnya Tuhan

lebih mengetahui apa yang kita perlukan.

Kedua : Tuhan menolong kita dengan caraNya yang sama

sekali di luar perkiraan kita sebelumnya.

Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Tuhan

Keempat : Percayalah bahwa Tuhan akan menjawab doa

kita sesuai dengan rancangan dan kehendakNya.

Senin, 16 Mei 2011

Cobalah ambil sedikit waktu untuk mengerti maknanya

1. Doa bukanlah "ban serep" yang dapat kamu keluarkan ketika dalam masalah, tapi "kemudi" yang menunjukkan arah yang tepat.

2. Persahabatan itu seperti sebuah buku.
Hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membakarnya, tapi butuh waktu tahunan untuk menulisnya.

3. Semua hal dalam hidup adalah sementara.
Jika berlangsung baik, nikmatilah .
Jika berlangsung salah, jangan khawatir, karena juga tidak akan bertahan lama.

4. Teman lama adalah emas!
Teman baru adalah berlian!
Jika kamu mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas! Karena untuk mempertahankan sebuah cincin berlian, kamu selalu memerlukan dasar emas.

5. Seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segalanya, Tuhan tersenyum dari atas dan berkata " Tenang sayang, itu hanyalah belokan, bukan Jalan Buntu!

6. Ketika Tuhan memecahkan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuanNya;
ketika Tuhan tidak memecahkan masalahmu, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu.

7. Seorang buta bertanya pada seorang Pendeta : "Apakah ada yang lebih buruk daripada kehilangan penglihatan mata?" Dia menjawab : "Ya ada, kehilangan visimu!"

8. Ketika kamu berdoa untuk orang lain, Tuhan mendengarkanmu dan memberkati mereka, dan terkadang, ketika kamu aman dan happy, ketahuilah bahwa seseorang telah mendoakanmu.

9. Khawatir tidak akan menghilangkan masalah besok, hanya akan menghilangkan kedamaian hari ini.

Jika anda merasa sudah diberkati, mohon kirimkan juga ke orang lain.
Karena siapa tau akan mencerahkan hari seseorang juga..

"Berilah maka engkau akan menerima"

Have a blessed day

BILA KU TAHU

Bila ku tahu ini akan menjadi terakhir kalinya ku lihat dirimu terlelap tidur…..
Aku akan menyelimutimu dengan lebih rapat, dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu……
Bila ku tahu ini akan menjadi terakhir kalinya ku lihat dirimu melangkah keluar pintu…
Aku akan memelukmu erat dan menciummu, dan memanggilmu kembali untuk melakukannya sekali lagi……..
Bila ku tahu ini akan menjadi terakhir kalinya ku dengar suaramu memuji…….
Aku akan merekam setiap kata dan tindakan, dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku……….
Bila ku tahu ini akan menjadi terakhir kalinya, aku akan meluangkan waktu extra satu atau dua menit…….. untuk berhenti dan mengatakan ”Aku mencintaimu”, dan bukannya menganggap kau sudah tahu…………………
JADI….. untuk berjaga-jaga seandainya esok tak pernah datang, dan hari inilah yang ku punya………
Aku ingin mengatakan betapa aku sangat mencintaimu, dan ku harap KITA takkan pernah lupa…….. Esok tak dijanjikan kepada siapapun, baik tua maupun muda……
Dan…. hari ini mungkin kesempatan terakhirmu untuk memeluk erat orang TERSAYANGMU……
JADI… bila engkau sedang menantikan hari esok, mengapa tidak melakukannya sekarang?
Karena, BILA esok tak pernah datang, kamu pasti akan menyesali hari ini……
Saat kau tidak meluangkan waktu untuk memberikan sebuah senyuman, pelukan atau ciuman…….
Dan saat kau TERLALU SIBUK untuk memberi seseorang….. apa yang ternyata…….. merupakan permintaan terakhir mereka…..
JADI….. dekap erat orang orang tersayangmu hari ini, dan bisikkan di telinga mereka….
Bahwa kau sangat mencintai mereka, dan kau akan selalu menyayangi mereka…….
Luangkan waktu untuk mengatakan, ”Aku menyesal”, ”maafkan aku”, ”terima kasih”, ”tidak apa apa”……
Dan bila esok tak pernah datang…………..
kau tak akan menyesali hari ini..

HATI ALLAH YANG HANCUR (BAG. III)-THE END

SAMBUNGAN...

Ketika saya meneruskan pembicaran dengan orang yang terluka itu, Saya diingatkan kembali bahwa banyak orang di dunia ini yang tidak mengerti akan Allah yang merupakan seorang Bapa yang penuh kasih. Berbicara tentang Allah Bapa yang penuh kasih hanya akan menimbulkan kepedihan dan kemarahan dalam hati mereka. Berbicara mengenai hati Allah sebagai Bapa kepada mereka, tanpa merasakan kepedihan mereka, hampir sama dengan suatu tindakan kejam.

Satu-satunya cara saya dapat menjadi kawan laki-laki itu dalam perjalanan dari Oslo ke Amsterdam ialah dengan menjadi kasih Allah baginya. Saya tidak berusaha untuk memberi jawaban yang sempurna. Saya hanya membiarkannya marah lalu menawarkan minyak belas kasihan bagi luka-lukanya. Ia ingin percaya kepada Allah, tetapi jauh d idalam hatinya, rasa keadilannya telah hilang.

Ia membutuhkan seseorang yang dapat mengatakan bahwa tidak apa ia marah dan mengatakan kepadanya bahwa Allah juga marah terhadap ketidakadilan. Setelah Saya mendengarkannya dan mempedulikannya serta menangis bersamanya, ia siap mendengarkan kata-kata saya bahwa Allah lebih sedih daripada dirinya atas apa yang telah terjadi dengan isteri dan keluarganya.

Tak ada seorangpun yang pernah mengatakan kepadanya bahwa Allah juga mengenal; kepedihan hati yang hancur.

Ia mendengarkan dengan diam sementara saya jelaskan bagaimana ciptaan Allah begitu rusak karena dosa dan sikap egois, sehingga kini menjadi berbeda seluruhnya dari apa yang ia ciptakan semula.

Kemudian ia mengajukan pertanyaan yang kita semua pernah menanyakannya: Mengapa? Mengapa Dia menciptakan sesuatu yang dapat jatuh dan menjadi rusak? Jika ia adalah Bapa yang penuh kasih, mengapa ia ijinkan segala penderitaan itu?

Kemudian saya membagikan beberapa jawaban yang telah menolong saya.

Banyak orang tidak dapat memahami bahwa ada Allah yang baik tetapi mengijinkan penderitaan. Namun jika tidak ada Allah yang berkepribadian kekal, penderitaan manusia kehilangan arti sama sekali. Jika tidak ada Allah, maka manusia hanyalah suatu produk yang kompleks dari suatu waktu dan kebetulan. Hanya merupakan suatu akibat dari proses evolusi. Jika itu benar, maka penderitaan hanyalah suatu masalah yang bersifat fisik dan kimiawi.

Jika tidak ada Allah, tidak akan ada kemurnian moral, dan tidak ada dasar untuk mengatakan bahwa setiap bentuk penderitaan adalah salah secara moral.

Dengan menyangkal eksistensinya, manusia menyangkal arti kehidupan itu sendiri dan karenanya juga menyangkal dasar dari perkataan bahwa tidaklah benar bagi manusia untuk menderita.

Tanpa Allah kita bahkan tidak dapat mengajukan pertanyaan, "Mengapa orang yang tidak bersalah menderita?" karena tidak ada yang disebut tidak bersalah.

Tidak bersalah mengandung arti salah, dan salah menyatakan secara tidak langsung bahwa ada hal-hal yang mutlak tidak benar secara moral.

Saya percaya menderita itu salah, dan fakta bahwa Allah itu ada mengijinkan saya untuk mengatakannya dengan tegas. Namun penegasan itu membawa kita kepada pertimbangan lain yang penting. Bagaimana perasaan Allah terhadap penderitaan dan kejahatan di dalam ciptaanNya. Alkitab berkata bahwa Dia sangat berduka di dalam hatinya. (Kejadian 6:5-6)


JESUS LOVE AND BLESS U ALL..

HATI ALLAH YANG HANCUR (BAG. II)

SAMBUNGAN...

Saya merasa sedikit terganggu karena sudah tidak menceritakan yang sebenarnya, tetapi saya tidak berani mengatakan bahwa saya terlibat dalam membantu orang yang sengsara di jantung kota Amsterdam. Hal itu pasti akan memancing pertanyaan-pertanyaan lain.

"Boleh saya duduk di sebelah Anda?" ia bertanya sambil melangkahi kaki-kaki saya.Tampaknya ia mengabaikan usaha saya untuk tidak mengobrol dengannya. Mulutnya bau alkohol dan ludahnya memercik ketika ia berbicara, membasahi muka saya seperti hujan gerimis.

Sikapnya yang menjengkelkan itu membuat saya amat kesal. Ketidakpekaannya telah menggagalkan semua rencana saya untuk menikmati pagi yang tenang ini. "Oh Tuhan," saya mengeluh dalam hati, "Tolonglah saya"

Percakapan kami mulanya berjalan dengan lamban. Saya menjawab beberapa pertanyaan tentang pekerjaan kami di Amsterdam dan saya mulai bertanya-tanya mengapa laki-laki ini sangat ingin berbicara dengan saya. Ketika percakapan semakin berlanjut, saya mulai sadar bahwa sayalah yang kurang peka.

"Isteri saya seperti Anda," katanya kemudian. "Ia berdoa bersama anak-anak, menyanyikan lagu untuk mereka dan mengajak mereka ke gereja. "Sesungguhnya", katanya perlahan dengan mata yang mulai basah, "Dialah satu-satunya kawan sejati yang pernah saya punyai"

"Pernah?" tanya saya. "Mengapa Anda berkata tentangnya seperti itu?"

"Dia telah pergi." Air mata mulai mengalir membasahi pipinya. "Ia meninggal tiga bulan yang lalu ketika melahirkan anak kami yang kelima."Mengapa?", tanyanya dengan terisak, "mengapa Allahmu mengambilnya pergi? Isteri saya begitu baik. Mengapa bukan saya? Mengapa justru dia? Sekarang pemerintah mengatakan saya tidak cocok untuk mengurus anak-anak saya sendiri, dan mereka juga pergi."

Saya memegangi tangannya dan kami menangis bersama. Betapa egoisnya saya! Saya hanya memikirkan kebutuhan saya untuk beristirahat padahal laki-laki ini sangat membutuhkan pertolongan.

Ia melanjutkan kisahnya pada saya. Setelah isterinya meninggal, seorang pekerja sosial menganjurkan agar anak-anaknya di urus oleh negara. Ia begitu sedih sehingga tidak dapat bekerja, dan iapun kehilangan pekerjaannya. Hanya dalam beberapa minggu ia kehilangan isterinya, anak-anaknya dan pekerjaannya. Karena liburan tinggal beberapa minggu lagi, ia tidak tahan untuk merayakan natal seorang diri. Sekarang ia sedang berusaha menghilangkan kesedihannya.

Ia terlalu pahit untuk dihibur. Ia telah dibesarkan oleh empat ayah tiri yang berbeda dan ia tidak pernah mengenal ayahnya yang sebenarnya. Mereka semua adalah laki-laki yang keras. Ketika saya menyinggung Allah, ia bereaksi dengan pahit, "Allah?" katanya, "Saya pikir kalau memang ada Allah, Dia pasti monster yang kejam! Bagaimana mungkin Allah yang penuh kasih melakukan ini terhadapku?"

BERSAMBUNG...

HATI ALLAH YANG HANCUR (BAG. I)

Setelah satu minggu yang panjang mengajar dan memberi konseling di Norwegia, saya merasa "jenuh kepada orang".Saya menyukai pekerjaan saya, tetapi pada akhir minggu setelah setiap harinya melayani selama 18 jam, Saya sungguh ingin menyendiri. Ketika turun dari taksi di muka bandar udara internasional Oslo, diam-diam saya menaikkan sebuah doa.Permintaan saya sederhana sekali:yang saya inginkan hanyalah sebuah tempat duduk sendirian di pesawat, dengan ruang yang cukup luas untuk meluruskan kaki saya yang panjang(tinggi saya 1,8 meter lebih) dan beristirahat sepanjang penerbangan pulang ke Amsterdam yang memakan waktu 3 jam.

Berjalan menelusuri lorong pesawat, dengan agak membungkuk supaya kepala saya tidak membentur langit-langitnya, saya menemukan sebaris tempat duduk yang kosong dekat pembatas, itu berarti saya punya ruang ekstra bagi kaki saya dan suatu penerbangan yang tenang. Saya tersenyum sendiri ketika saya membalikkan tubuh untuk duduk di kursi pinggir dekat lorong, dan berpikir alangkah baiknya Tuhan, menjawab permintaan saya untuk memperoleh sedikit ketenangan dan istirahat. "Tuhan mengerti betapa lelahnya saya," pikir saya.

Ketika saya meletakkan tas saya di bawah kursi di depan, seorang pria yang berpakaian sedikit kumal mendekat sambil tersenyum dan menyapa saya dengan suara keras: "Hei! Orang Amerika ya?"

"Ya...ya benar," jawab saya dengan enggan. Saya mengambil tempat duduk di dekat lorong karena berpikir bahwa orang yang ingin duduk di sebelah saya tentu mengalami sedikit kesulitan sebab harus melewati kaki saya yang panjangnya! Orang itu duduk di barisan belakang saya, tetapi saya tidak menaruh perhatian kepadanya dan mulai membaca.

Beberapa menit kemudian, kepala laki-laki itu muncul dari samping.

"Baca apa?" tanyanya sambil mengintip dibalik pundak saya.

"Alkitab," jawab saya agak tidak sabar. Apakah ia tidak melihat bahwa saya tidak ingin diganggu? Saya kembali bersandar ke belakang, tetapi beberapa menit kemudian mata yang sama kembali muncul dari balik kursi saya. "Apa pekerjaan Anda?” katanya.

Karena tidak mau terlibat dalam percakapan panjang, saya menjawab dengan singkat, "Sejenis pekerjaan sosial," kata saya dengan harapan ia tidak tertarik.

BERSAMBUNG...

Senin, 09 Mei 2011

Mau jadi Katak atau Ayam

Tsu Chin bertanya-tanya di dalam hatinya, "Apa penyebab seseorang menjadi terhormat dan mulia?" Lantas dia mengamati orang-orang yang berada di sekitarnya. Agaknya ia memperoleh jawaban atas pertanyaan tadi, tetapi dia masih ragu-ragu. Oleh sebab itu ia menghadap Mencius, seorang yang bijaksana, dan bertanya, "Guru, apa penyebab seseorang menjadi terhormat dan mulia?"

"Mengapa kamu tanyakan hal itu kepadaku?" Mancius balik bertanya. Tzu Chin bungkam, bukan karena dia tiba-tiba menjadi bisu, tetapi karena dia malu mengemukakan alasan yang sesungguhnya. Untung saja Mencius tidak terus mendesaknya.

Pertanyaan kedua yang diajukan oleh guru yang bijaksana ini, "Menurut engkau sendiri, apa yang menyebabkan seseorang terhormat dan mulia?"

"Karena jumlah perkataan yang diucapkannya?" jawab Tzu Chin dalam nada bertanya.

"Tzu Chin, kenapa engkau tidak belajar dari alam?" sahut Mencius.

"Katak bersuara siang dan malam, namun banyak orang menyumpahinya. Selain itu, jumlah pekataan sang katak yang banyak ternyata tidak menghasilkan perubahan apa-apa"

Tzu Chin manggut-manggut mendengar ajaran sang guru. "Benar juga," pikirnya.

"Tetapi," lanjut Mencius, "ayam jago hanya berkokok sekali saja pada waktu fajar. Apa akibatnya?”

Tzu Chin tahu jawabannya. Namun sebelum ia sempat melontarkan jawaban, Mencius sudah terlanjur mendahului," Segala sesuatu di langit dan di bumi mengalami perubahan, pertanda pagi telah tiba.”

"Jadi?" tanya Tzu Chin. Ia mau tahu kesimpulan ajaran sang guru. "Lho, belum bisa menyimpulkan?" tanya Mencius heran atas kekurangcerdasan Tzu Chin. Tzu Chin menjadi kikuk dan serba salah. Oleh sebab itu Mencius tidak memperlama siksaan batin Tzu Chin karena ketahuan dungunya. Ia segera memberi kesimpulan, "Yang penting bukan banyaknya perkataan, tetapi perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya."

Mungkin Anda terlalu banyak berkata-kata. Ingatlah, bahwa Tuhan juga ingin agar Anda dapat diam sejenak bersama-Nya sehingga Dia bisa berkata-kata dalam hidup Anda. Sama seperti Maria yang duduk mendengarkan di dekat kaki Yesus.

Mungkin Anda merasa Anda orang yang tidak pandai berbicara dan berkata-kata. Sama seperti Musa yang mengaku berat mulut dan berat lidah sehingga tidak pandai bicara, namun membawa perubahan besar dalam kehidupan orang Israel. Sama seperti Yeremia yang mengatakan dirinya orang tidak pandai bicara karena masih muda namun tetap dipakai oleh Tuhan.

Seperti apapun Anda, ingatlah satu hal bahwa Yesus memanggil kita semua untuk hidup dan berkarya di dalam-Nya. Carilah hikmat Tuhan terhadap perkataan yang akan Anda keluarkan, sehingga perkataan Anda dapat menjadi berkat dan bukannya kebisingan saja bagi orang lain.

(^__^)........GBU all

God is Love

Karena kasih membuat dunia ini menjadi indah, sedangkan kebencian membuat dunia ini berantakan. Karena jawaban yang lemah lembut meredakan amarah, tetapi batu yang dilempar akan mendapatkan balasan. Karena senyum membuat Anda awet muda, tetapi cemberut membuat Anda cepat tua. Karena kasih dan kepedulian membuat bunga menjadi mekar, tetapi kebencian menghasilkan kesukaran dan kehancuran.

Karena burung berkicau, anjing menggoyangkan ekornya, kucing mengeong dan tanaman menjadi tumbuh saat mereka merasakan kasih Anda.

Karena, seperti kata pepatah, Anda bisa menangkap lebih banyak lalat dengan madu dibandingkan dengan cuka. Karena kasih merupakan atribut umum yang menyatukan semua agama, jika Anda punya pandangan demikian.

Karena kasih sudah ada terlebih dahulu sebelum ada kebencian, sama seperti adam dan hawa sudah ada terlebih dahulu sebelum ular datang. Karena sejarah membuktikan bahwa kasih bisa mengalahkan peperangan dan segala akibat kejahatannya.

Karena tangan anak kecil yang percaya pada Anda terasa jauh lebih nyaman dibanding senjata di tangan Anda.

Karena kasih memiliki pesona warna-warni, sedangkan kebencian itu hanya memakai satu warna.

Karena kasih menumbuhkan segalanya, sedangkan kebencian melayukan segalanya.

Karena kasih itu memberikan dorongan semangat, sedangkan kebencian mengakibatkan depresi.

Karena kasih menciptakan energi yang menghidupkan, sedangkan kebencian menciptakan beban kematian.

Karena kasih itu merupakan jaminan yang terbaik, sedangkan kebencian itu investasi merugikan.

Karena kasih setelah Anda memenangkan perkelahian, Anda masih merasa tudak nyaman.

Karena kasih orang yang penuh kebencian berpikir bahwa Tuhan ada di pihak mereka, sedangkan orang yang penuh kasih selalu berusaha agar Tuhan berada di sisi mereka.

Karena tidur Anda lebih nyenyak saat Anda mengasihi seseorang.

Karena kasih mengajari Anda lebih banyak hal dibanding apa yang bisa diajarkan oleh kebencian.

Karena kasih membuat sesuatunya menjadi bernilai.

Karena kasih menghasilkan yang terbaik, sedangkan kebencian hanya menghasilkan yang terburuk.

Karena kasih menyembuhkan luka-luka jiwa Anda, dan memberi Anda kesempatan lagi atas hidup Anda.

Karena kasih dari orang-orang yang Anda cintai memenuhi Anda dengan optimisme positif, memberi Anda sayap untuk melayang terbang.

Karena kasih membuat Anda mampu memaafkan orang lain dan mengasihi diri Anda sendiri.

Karena kasih, bukan kebencian yang membangun jembatan, dan membuat hati Anda hangat di malam yang dingin.

Karena kasih itu kekal, dan selalu menang.

Karena kasih itu membuka hati untuk menikmati tindakan-tindakan kepudulian kecil dari dan keluarga Anda.

Karena Anda menyadari bahwa hanya kasih yang dapat mengubah musuh lama menjadi teman.

Karena Tuhan itu Kasih, dan kebencian tidak memiliki tempat dalam rencanaNya bagi kehidupan Anda.


Tuhan Yesus memberkati..

kamu adalah milik-Ku

Anak-Ku Tercinta,
Sejumlah orang menyayangi mobilnya. Mereka selalu mencuci dan menggosoknya, dan memarahi orang yang menggores mobil mereka yang berharga!

Mungkin kamu anggap hal itu lucu, tetapi begitulah Aku terhadap dirimu. Ketika kamu meminta-Ku masuk ke dalam hidupmu, itulah saatnya Aku "membeli" dirimu. Dahulu kamu adalah milikmu sendiri atau milik siapa saja yang bagi mereka kamu hidup. Tetapi kini kamu adalah milik-Ku. Seorang pemilik mobil Porsche tidak akan secara sengaja merusakkan mobilnya sendiri.

Begitulah Aku terhadapmu. Kamu adalah milik-Ku, dan Aku takkan membiarkan siapa pun melukaimu. Aku akan menjagamu karena begitu kamu berharga bagi-Ku. Maka santailah. Jangan takut. Kamu adalah milik-Ku selamanya!

Salam Sayang,
Tuhan


Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku (Yesaya 43:1)

HATI YANG SEMPURNA

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah.

Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata " Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku ?". Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan yang lain ditempatkan di situ;namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata.

Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah ? Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa " Anda pasti bercanda, pak tua", katanya, "bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan".

" Ya", kata pak tua itu, " hatimu kelihatan sangat sempurna meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan.

Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang
sobekan - - memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu ?"

Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, dan merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata.

Pemuda itu melihat kedalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir kedalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.

Barang milikku yg paling berharga adl KAMU ( Renungan Keluarga)

Aku sangat menyukai ucapan mama : “Barang milikku yg paling berharga adalah kamu!” Ucapan yang sangat menyejukkan hati. dan sampai sekarang aku masih mengingatnya…
Papa dan mama menikah karena dijodohkan orang tua, demikianlah yg dialami para muda-mudi dizaman itu, tapi hal ini sudah umum, tapi dizaman sekarang peristiwa itu sudah jarang terjadi, kebanyakan adalah hasil pilihan sendiri. Tapi mama sangat mencintai papa, demikian juga dg papa dan tampak selalu mesra, akur bagaikan pasangan cinta sejoli. Sangat sulit dibayangkan bahwa pernikahan mereka pernah diterjang badai! Badai itu nyaris memisahkan mereka. hanya karena emosi sesaat saja!

Papa dan mama bekerja diinstansi yg sama, oleh karena itu setiap hari berangkat dan pulang bersama. Suatu hari mereka kerja lembur, mengadakan stock opname digudang, hingga pukul 2.00 dinihari dan baru pulang kerumah.

Papa sangat letih dan lapar, sampai dirumah tidak ada makanan maupun minuman yg siap disaji. Papa yg lapar minta mama untuk menyiapkan makanan dan minuman. Beberapa hari belakangan ini emosi mama memang tidak stabil, ditambah lagi dg adanya lembur, badan dan pikiran sungguh melelahkan, sehigga dg kondisi yg labil itu, mama spontan menjawab dg nada keras, ” mau makan dan minum, memangnya tidak bisa masak sendiri? Apa tidak punya tangan dan kaki lagi, ya?”

Karena papa juga terlalu capek, dan langsung menjawab dg acuh tak acuh, “kamu ini isteriku, memasak adalah sudah menjadi kewajibanmu!”

Mama langsung merespon, “tengah malam begini mau masak apa? Sudah lewat waktunya makan, orang laki seharusnya lebih kuat dari pada perempuan!”

Mendengar itu, marahlah papa, beliau langsung berteriak dg emosi, “kamu salah makan obat apa kemarin? Mau sengaja cari ribut,ya? Istri memasak untuk suami adalah wajar, kenapa harus tergantung pada waktu? Kamu tidak senang, ya? Kalau tidak senang, kamu pergi saja sekarang dari rumah ini!!!”

Mama tidak menyangka akan menerima reaksi yg begitu keras. Setelah terdiam sesaat, mama kemudian berkata sambil menitikkan air mata, “kamu ingin aku pergi……..aku akan pergi sekarang!” Mama segera kembali kekamar untuk mengemasi barang2nya.

Melihat mama masuk kamar dan berkemas- kemas, papa berkata kepada mama yg membelakanginya, “bagus! Pergi sana! Ambil semua barang2mu dan jangan kembali lagi!”

Beberapa saat kemudian suasana menjadi sunyi senyap, tak ada kata2 kebencian lagi yg muncul, menit demi menit berlalu, tapi mama tetap tak kunjung keluar dari kamar. Merasakan keanehan itu, papa kemudian menyusul masuk kamar dan melihat mama sedang duduk diranjang penuh dengan linangan air mata. Sambil menatap koper kulit besar yg masih tergeletak diatas ranjang. Melihat papa datang, dg ter- isak2 mama berkata, “duduklah diatas koper kulit itu, supaya aku boleh mengenang masa2 perpisahan kita yg terakhir.”
Merasa aneh, maka dengan sendu papa akhirnya tidak tahan juga untuk tidak bertanya, ” “untuk apa?”

Sambil menangis dg ter-putus2 mama berkata, “emas dan perak aku tidak memilikinya,” tapi milikku yang paling berharga adalah kamu!” Kamu dan anak2ku, aku tidak memiliki apapun….”

Meskipun kejadian itu telah lewat lama sekali, tapi aku masih mengingatnya terus sampai sekarang. Apalagi ketika mama mengucapkan kata2 terakhir itu, papa merasa sangat tergoncang, sejak malam itu, papa telah diubah dan telah menjadi sangat hormat dan sayang kepada mama. Menggandeng tangan anak2, merangkul mama serta senantiasa saling berpelukan. Kelak aku juga bercita- cita ingin mendapatkan pasangan yg seperti papa.

Kehidupan apapun yg kita jalani ini, itu tidaklah penting; tapi yg terpenting adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi hidup ini, terutama disaat-saat badai itu muncul.


Sumber: Renungan Kehidupan

KEBODOHAN

Di Tiongkok pernah hidup seorang hakim yang sangat dihormati krn tegas & jujur.

Suatu hari, 2 org mnghadap sang hakim. Mereka bertengkar hebat & nyaris beradu fisik. ke duanya berdebat tentang hitungan 3x7.
Yang satu mengatakan hasilnya 21,
yang lain bersikukuh mengatakan hasilnya 27.

Ternyata sang hakim memvonis cambuk 10x bagi org yg menjawab 21.
Spontan si terhukum memprotes.

Sang hakim menjawab, Hukuman ini Bukan utk hasil hitungan mu
tetapi untuk kebodohan-mu yang
mau2nya berdebat dengan orang
bodoh yg tdk tahu kl 3x7 adalh 21!

Hikmah dr crita ini adalah bahwa jika kita sibuk mmperdebatkn sesuatu yang tak berguna,berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai perdebatan. Sebab dengan sadar kita membuang waktu & energi untuk hal yang tidak perlu.

Bukankah kita sering mengalaminya? Bisa terjadi dengan pasangan hidup,tetangga/ kolega.
Berdebat/bertengkar untuk hal2 yang tidak ada gunanya,hanya akan menguras energi percuma.

Ada saatnya untuk kita diam untuk menghindari perdebatan atau pertengkaran yang sia2.
Diam bukan berarti kalah,bukan?

Memang bukan hal yang mudah
tapi janganlah se-kali2 berdebat dengan orang bodoh yang tidak menguasai permasalahan.
Janganlah berdebat dengan seseorang manakala kita tahu bahwa sudut pandangnya bertolak belakang dengan kita.

MERUPAKAN SUATU KEARIFAN BAGI ORANG YANG BISA KONTROL & HINDARI KEMARAHAN ATAS SUATU KEBODOHAN.

IA memiliki PETA JALAN

Anak-Ku Tersayang,

Bayangkanlah sebuah jalan yang kasar, berbahaya, tidak tercantum pada peta, yang menuju ke bukit-bukit curam tempat hidup binatang-binatang buas. Sekarang bayangkanlah dirimu sendiri yang tanpa perlawanan bagaikan seekor domba—tanpa senjata, tanpa peta, dan tanpa pemandu—tidak yakin dengan tempat kamu berada atau tujuan kamu pergi.

Bukan suatu gambaran yang baik! Tetapi itu merupakan suatu potret yang akurat tentang kamu sebelum Yesus memasuki hidupmu. Betapa berbedanya gambar yang hendak dilukiskan-Nya tentang hidupmu jikalau kamu mau mempersilahkan-Nya! Ia mengenalimu. Ia memiliki peta jalan melintasi gunung-gunung berbahaya itu. Ia ingin membawamu ke suatu tempat yang penuh damai, sukacita dan bahagia bersama-Ku.

Yesuslah Gembalamu, dan Ia menunggu untuk membimbingmu. Maukah kamu percaya dan mengikuti-Nya?

Bapamu,
Tuhan


"Seperti domba, dahulu saudara sesat dari jalan Allah, tetapi sekarang saudara telah kembali kepada Gembala Saudara, pemelihara jiwa yang melindungi saudara dari segala serangan" (1 Petrus 2:25)

Telor dan Balon

Telur dan balon adalah dua hal yang tidak asing dalam kehidupan manusia. Dari muda sampai tua, pria atau pun wanita pasti mengenal keduanya. Namun, siapa yang mengetahui bahwa telor dan balon bisa digunakan sebagai bahan refleksi kehidupan kita sehari-hari?

Tahukah Anda bahwa telur dan balon walaupun memiliki bentuk yang sama, tetapi ada perbedaan tajam antara keduanya? Balon kelihatannya indah dan menarik, coraknya meriah dan berwarna-warni,lincah dan riang bergerak kesana-kemari. Namun, itu hanya penampilan dari luar saja, sedangkan di dalamnya kosong. Hanya angin. Berbeda dengan telur, dari luar memang tidak semenarik dan secantik balon, tetapi di dalamnya terkandung potensi kehidupan.

Perbandingan diatas mengingatkan kita bahwa ternyata penampilan yang di dalam lebih penting daripada yang diluar. Dan kebenarannya, Tuhan memang lebih tertarik pada kualitas hati dan karakter kita, daripada memperhatikan bagi luar kita. Namun, ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu berpenampilan menarik atau asal-asalan. Apalagi bila pekerjaan kita berhubungan dengan orang banyak. Ada banyak mata yang melihat kita. Bila kita seorang sales lalu mengenakan pakaian yang tidak disetrika, tidak harum, bisa Anda bayangkan bagaimana respon pembeli? Apakah konsumen akan respek dan tertarik untuk membeli produk atau jasa Anda? Saya rasa tidak.

Oleh karena itu, hendaklah penampilan di dalam hati kita berpadanan dengan yang di luar. Bila karakter dan sikap kita baik, bukankah akan lebih baik lagi dan sempurna, jika kita juga memiliki penampilan luar yang baik? Saya percaya apabila yang luar dan dalam sudah excellent, kita akan disukai tidak hanya oleh Allah tetapi juga manusia.


Kecantikan hati yang didukung dengan penampilan fisik yang menarik merupakan perpaduan yang sempurna dalam kehidupan Anda.



I Samuel 16:7
“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”

Minggu, 08 Mei 2011

AMBIL-LAH KAILMU SENDIRI

Seorang pemuda miskin yang lapar, duduk menopang dagu di sebuah jembatan mengamati sekelompok pemancing. Menengok ke dalam keranjang dan melihat setumpuk ikan di dalamnya, pemuda ini bergumam,"Andaikata saja, aku punya ikan sebanyak itu, aku tidak akan kacau seperti ini. Aku akan menjualnya serta membeli pakaian dan makanan."

"Hei, aku akan memberikanmu beberapa ikan bila kau mau melakukan hal kecil untukku," jawab pemancing itu tiba-tiba.

"Yah, mengapa tidak?"

"Pegangkan kali ini untukku sebentar saja. Aku ada keperluan di jalan dekat sini," kata orang tua itu.

Pemuda itu dengan senang menerima tawarannya. Saat ia merentangkan kail orang tua itu, ada ikan yang menggigitnya, dan ia menangkap ikan demi ikan.

Tak lama kemudian wajahnya terlihat tersenyum, menikmati kegiatannya.

Ketika orang tua itu kembali, ia berkata,"Aku akan memberimu ikan yang kujanjikan. Nah, ambillah semua ikan yang telah kau tangkap untukku. Tetapi aku juga ingin memberimu sedikit nasihat.

"Lain kali, ketika kau membutuhkan sesuatu, jangan membuang waktu melamun dan berharap sesuatu akan terjadi. Gerakkan dirimu, ambil kailmu sendiri dan buatlah hal itu terjadi."


Sumber : Erwin Arianto

SI SABAR DAN BODOH

Konon di Tiongkok pernah hidup seorang hakim yang sangat dihormati karena tegas dan jujur.

Ia memutuskan setiap perkara dengan adil, tanpa pandang bulu.

Suatu hari, dua orang menghadap hakim tersebut. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik.

Keduanya meminta keputusan atas kasus mereka yang sebenarnya sangat sepele.

Keduanya berdebat tentang hitungan 3×7.

Yang satu mengatakan hasilnya 21, yang lain bersikukuh mengatakan hasilnya 27.

Ternyata sang hakim memvonis hukuman cambuk 10x bagi orang yang menjawab benar.

Spontan si terhukum protes.

Sang hakim menjawab, “Kamu bodoh, mau-maunya berdebat dengan orang orang bodoh yang tidak tahu kalau 3×7 adalah 21!”

Kalau ada orang berbeda pendapat dengan kita, katakan pada diri sendiri bahwa dia belum mengerti, lalu bersabarlah.

Karena kesabaran artinya membantu dia mengerti dan menyerahkan dia kepada Tuhan.

**
Yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah bahwa jika kita sibuk memperdebatkan sesuatu yang tidak berguna, artinya kita sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai perdebatan.

Sebab dengan sadar kita membuang waktu dan energi untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.

Berlaku benar adalah sebuah pilihan. Meskipun kita tidak bisa dengan mudah mengubah perasaan kita mengenai masalah yang kita hadapi, kita masih tetap bebas untuk memilih tindakan yang benar.

**

"Benih."

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang besar itu.

Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang.

"Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota?"

"Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini."

Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah.

Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?"

Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama."

Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar."

"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.

Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh dengan keistimewaan. Dan karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi mahluk dengan berbagai kelebihan.

Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa kecil, tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan kita menjadi besar, dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada dalam dada. Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakah saatnya berhasil?

Kapankah saat itu akan datang?

Teman, kita adalah layaknya benih kecil itu. Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal. Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan, dan teriknya sinar matahari?

Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses, tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan?

Akankah Allah lupa mengingatkan kita dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"?

Tidak Teman. Karena Allah Maha Tahu, bahwa setiap hambaNya akan menemukan jalan keberhasilan, maka Allah akan tak pernah lupa dengan itu semua.

Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan kesuksesan itu telah ada dalam dirimu.

(^__^)…….GBU all

Sabtu, 07 Mei 2011

BERKORBAN ITU INDAH

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga dimana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

" Apa Khabar daun hijau,"!! katanya.

Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang. "Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau. "

Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku". " Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.

"Tentu tentu mendekatlah ke mari."

Daun hijau berpikir, Jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan berlobang-lobang. tapi tak apalah. Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau.

Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat.

Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas didalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang disana sini namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.

Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ketanah, disapu orang dan dibakar.

Saudaraku terkasih,

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama ? Tokh akhirnya semua yang ada akan binasa.

Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong.

Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah.

Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau dan hidup.


Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita. Bagi "daun hijau" , berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan.

Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik : kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi kita. Dalam banyak hal kita bisa berkorban. mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini.

(Yohanes 3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

For God so greatly loved and dearly prized the world that He gave up His only begotten Son, so that whoever believes in Him shall not perish but have eternal life.

LORD JESUS bless you and me, now and forever. Amen.

BATU DAN MUTIARA

Pada suatu ketika, hiduplah seorang pedagang batu-batuan. Setiap hari dia berjalan dari kota ke kota untuk memperdagangkan barang-barangnya itu. Ketika dia sedang berjalan menuju ke suatu kota, ada suatu batu kecil di pinggir jalan yang menarik hatinya. Batu itu tidak bagus, kasar, dan tidak mungkin untuk dijual. Namun pedagang itu memungutnya dan menyimpannya dalam sebuah kantong, dan kemudian pedagang itu meneruskan perjalanannya.

Setelah lama berjalan, lelahlah pedagang itu, kemudian dia beristirahat sejenak. Selama dia beristirahat, dia membuka kembali bungkusan yang berisi batu itu. Diperhatikannya batu itu dengan seksama, kemudian batu itu digosoknya dengan hati-hati batu itu. Karena kesabaran pedagang itu, batu yang semula buruk itu, sekarang terlihat indah dan mengkilap. Puaslah hati pedagang itu, kemudian dia meneruskan perjalanannya.

Selama dia berjalan lagi, tiba-tiba dia melihat ada yang berkilau-kilauan di pinggir jalan. Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah sebuah mutiara yang indah. Alangkah senangnya hati pedagang tersebut, mutiara itu diambil dan disimpannya tetapi dalam kantong yang berbeda dengan kantong tempat batu tadi. Kemudian dia meneruskan perjalanannya kembali.

Adapun si batu kecil itu merasa bahwa pedagang itu begitu memperhatikan dirinya, dan dia merasa begitu bahagia. Namun pada suatu saat mengeluhlah batu kecil itu kepada dirinya sendiri. “Tuan begitu baik padaku, setiap hari aku digosoknya walaupun aku ini hanya sebuah batu yang jelek, namun aku merasa kesepian. Aku tidak mempunyai teman seorangpun, seandainya saja Tuan memberikan kepadaku seorang teman”. Rupanya keluhan batu kecil yang malang ini didengar oleh pedagang itu. Dia merasa kasihan dan kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, aku mendengar keluh kesahmu, baiklah aku akan memberikan kepadamu sesuai dengan yang engkau minta”. Setelah itu kemudian pedagang tersebut memindahkan mutiara indah yang ditemukannya di pinggir jalan itu ke dalam kantong tempat batu kecil itu berada.

Dapat dibayangkan betapa senangnya hati batu kecil itu mendapat teman mutiara yang indah itu. Sungguh betapa tidak disangkanya, bahwa pedagang itu akan memberikan miliknya yang terbaik kepadanya. Waktu terus berjalan dan si batu dan mutiara pun berteman dengan akrab. Setiap kali pedagang itu beristirahat, dia selalu menggosok kembali batu dan mutiara itu. Namun pada suatu ketika, setelah selesai menggosok keduanya, tiba-tiba saja pedagang itu memisahkan batu kecil dan mutiara itu. Mutiara itu ditempatkannya kembali di dalam kantongnya semula, dan batu kecil itu tetap di dalam kantongnya sendiri. Maka sedihlah hati batu kecil itu. Tiap-tiap hari dia menangis, dan memohon kepada pedagang itu agar mengembalikan mutiara itu bersama dengan dia. Namun seolah-olah pedagang itu tidak mendengarkan dia.

Maka putus asalah batu kecil itu, dan di tengah-tengah keputusasaannya itu, berteriaklah dia kepada pedagang itu “Oh tuanku, mengapa engkau berbuat demikian ? Mengapa engkau mengecewakan aku ?”

Rupanya keluh kesah ini didengar oleh pedagang batu tersebut. Kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, kamu telah kupungut dari pinggir jalan. Engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Mengapa engkau mengeluh ? Mengapa engkau berkeluh kesah ? Mengapa hatimu berduka saat aku mengambil mutiara itu daripadamu ? Bukankah mutiara itu miliku, dan aku bebas mengambilnya setiap saat menurut kehendakku ? Engkau telah kupungut dari jalan, engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Ketahuilah bahwa bagiku, engkau sama berharganya seperti mutiara itu, engkau telah kupungut dan engkau kini telah menjadi milikku juga. Biarlah aku bebas menggunakanmu sekehendak hatiku. Aku tidak akan pernah membuangmu kembali”.

Mengertikah apakah maksud cerita di atas ? Yang dimaksud dengan batu kecil itu adalah kita-kita semua, sedangkan pedagang itu adalah Tuhan sendiri. Kita semua ini buruk dan hina di hadapanNya, namun karena kasihnya itu Dia memoles kita, sehingga kita dijadikannya indah di hadapanNya. Sedangkan yang dimaksud dengan mutiara itu adalah berkat Tuhan bagi kita semua. Siapa yang tidak senang menerima berkat ? Berkat itu dapat berupa apa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin berupa kegembiraan, kesehatan, orangtua, saudara dan sahabat, dan banyak lagi. Apakah kita pernah bersyukur, setiap kali kita mendapat berkat itu ? Dan apakah kita tetap bersyukur, jika seandainya Tuhan mengambil semuanya itu dari kita ? Bukankah semua itu milikNya dan Ia bebas mengambilnya kembali kapanpun Ia mau ? Bersyukurlah selalu kepadaNya, karena Dia tidak akan pernah mengecewakan kita semua.

Ingatlah Yer 29:11 Bukankah Aku ini mengetahui rencana-rencanaKu kepadamu ? Yaitu rencana keselamatan dan bukannya rencana kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari esok yang penuh harapan. dan ingatlah akan ayat 12: Maka kamu akan berseru dan datang kepadaKu untuk berdoa dan Aku akan mendengarkan kamu.

PASKAH

Paskah merupakan perayaan tertua di dalam gereja Kristen, penghubung antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Paskah menunjuk pada Perjamuan Kudus, yang didasari dari Perjamuan Malam, perjamuan perpisahan antara Yesus dan murid-murid Yesus.

Pada malam itu sebelum Yesus dihukum mati, Yesus memberikan makna baru bagi Paskah Yahudi. Roti dilambangkan sebagai tubuh Yesus dan anggur dilambangkan sebagai darah Yesus, yaitu perlambangan diri Yesus sebagai korban Paskah.

Rasul Yohanes dan Pauluslah yang mengaitkan kematian Yesus sebagai penggenapan Paskah Perjanjian Lama (Yesus wafat pada saat domba-domba Paskah Yahudi dikorbankan di Bait Allah). Kematian dan kebangkitan Yesus inilah yang kemudian diasosiasikan dengan istilah Paskah dalam kekristenan.

Karena Paskah dirayakan oleh gereja-gereja Kristen dengan suatu Perjamuan Kudus, maka sakramen tersebut dapat pula disebut sebagai Perjamuan Paskah Kristen, atau Perjamuan Kudus Jumat Agung, yang berbeda dari Perjamuan Paskah Yahudi.

Banyak gereja Kristen saat ini merayakan perjamuan tersebut lebih dari setahun sekali agar jemaat gereja selalu diingatkan akan peristiwa Paskah.

Gereja mula-mula memperingati peristiwa kebangkitan Yesus dengan perjamuan sederhana dan berdoa. Kemudian dalam perjalanan misinya, Paulus terus mengingatkan jemaat gereja mula-mula akan pentingnya peristiwa kebangkitan Yesus dan perkataan Yesus pada waktu Perjamuan Malam Terakhir.

Orang Kristen Yahudi terus merayakan Paskah Yahudi, namun mereka tidak lagi mengorbankan domba Paskah karena Kristus dianggap sebagai korban Paskah yang sejati.

Pada kekristenan ritus Latin (Barat), Paskah menandai berakhirnya masa Pra-Paskah, yaitu 40 hari (tidak termasuk hari Minggu) menjelang Minggu Paskah. Sepekan sebelum Minggu Paskah disebut sebagai Pekan Suci.

Hari Minggu sebelum Minggu Paskah, yaitu hari pertama Pekan Suci, adalah hari Minggu Palem yang memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem menaiki seekor keledai.

Tiga hari terakhir sebelum Minggu Paskah disebut sebagai Kamis Putih atau Kamis Suci, Jumat Agung, dan Sabtu Suci atau Sabtu Sunyi, yang ketiganya sering disebut sebagai Trihari Suci atau Triduum Paskah; Kamis Putih memperingati Perjamuan Malam terakhir Yesus, Jumat Agung memperingati kematian Yesus, dan Sabtu Suci memperingati hari pada saat Yesus di dalam kuburan.

Banyak gereja yang mulai merayakan Paskah semalam sebelumnya, yaitu dengan kebaktian Malam Paskah. Pada beberapa negara, Minggu Paskah dirayakan selama dua hari hingga Senin Paskah, dan hari-hari dalam sepekan setelah Minggu Paskah, yang disebut dengan Pekan Paskah, masing-masing diberi akhiran Paskah, seperti "Selasa Paskah", "Rabu Paskah", hingga Oktaf Paskah, yaitu hari Minggu setelah Minggu Paskah. 40 hari (yang kemudian diperpanjang menjadi 50 hari atau 7 minggu) setelah Paskah biasa disebut dengan masa Paskah yang diakhiri dengan hari Pentakosta (hari ke-50).

Pada kekristenan ritus Oriental (Timur), masa persiapan Paskah dikenal dengan nama masa Puasa Besar dan dimulai sejak Senin Bersih selama 40 hari (termasuk hari Minggu). Pekan terakhir dalam masa persiapan itu disebut dengan Pekan Palma, yang berakhir dengan hari Sabtu Lazarus. Sehari setelah itu adalah Minggu Palma, Pekan Suci, lalu Minggu Paskah.

Pada Sabtu tengah malam menjelang Minggu Paskah perayaan Paskah resmi dimulai, yang terdiri atas Matins, Jam-jam Paskah, dan Liturgi Surgawi Paskah; dengan demikian liturgi tersebut dijamin merupakan liturgi pertama Minggu Paskah, sesuai gelarnya sebagai festum festorum - perayaan dari semua perayaan.

Pekan setelah Minggu Paskah disebut sebagai Pekan Terang, sedangkan masa setelah Minggu Paskah hingga Minggu Para Orang Kudus (hari Minggu setelah Pentakosta) disebut sebagai Pentakostarion.

Di dalam gereja-gereja Kristen, terutama ritus Latin, perayaan dimulai pada hari Jumat Agung. Gereja-gereja biasanya menyelenggarakan kebaktian pada hari tersebut, umat Katolik Roma biasanya juga berpuasa pada hari ini. Kebaktiannya diliputi dengan perasaan duka karena memperingati sengsara penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib.

Gereja-gereja Protestan biasanya melanjutkan kebaktian dengan sakramen Perjamuan Paskah untuk memperingati Perjamuan Malam Terakhir Yesus; lagu-lagu sendu seperti "Jangan Lupa Getsemani" juga dinyanyikan.

Sang pastor atau pendeta kadang-kadang memberikan kotbah singkat. Gereja-gereja Katolik Roma biasanya tidak melakukan sakramen Perjamuan Kudus pada hari ini, sakramen pengakuan dosa dan pengurapan orang sakit.

Pada hari Sabtunya gereja-gereja Katolik dan beberapa gereja Anglikan dan Lutheran juga menyelenggarakan kebaktian malam Paskah. Dalam kebaktian itu sebuah lilin Paskah dinyalakan untuk melambangkan Kristus yang bangkit; Exultet atau proklamasi Paskah dinyanyikan; ayat-ayat Alkitab dari Perjanjian Lama yang menceritakan keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan nubuatan tentang Mesias dibacakan.

Bagian kebaktian ini mencapai puncaknya dengan menyanyikan Gloria dan Alleluia, dan Injil tentang kisah kebangkitan dibacakan. Sama seperti kebaktian Jumat Agung, sang pastor atau pendeta kadang-kadang juga menyampaikan kotbah sesudah pembacaan Alkitab.

Bagi gereja Katolik Roma, malam ini biasanya juga digunakan untuk sakramen baptisan kudus, malam penerimaan anggota jemaat gereja yang baru.

Untuk anggota jemaat yang lain, mereka juga menerima percikan air suci sebagai lambang perbaruan iman kepercayaan mereka. Kebaktian pada gereja-gereja Katolik Roma kemudian dilanjutkan dengan sakramen Konfirmasi. Kebaktian kemudian diakhiri dengan sakramen Ekaristi.

Umat Protestan biasanya menggabungkan kebaktian malam Paskah dengan kebaktian Minggu pagi, yaitu mengikuti kisah di Injil yang menceritakan para wanita yang datang ke kubur Yesus pada pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu.

Ada gereja yang menyelenggarakannya pada sekitar subuh (kebaktian subuh), dan biasanya dilangsungkan di luar ruangan seperti halaman gereja atau taman di dekat gereja, namun banyak pula yang merayakannya setelah matahari terbit. Kebaktian Minggu untuk memperingati kebangkitan Yesus ini (baik bersama-sama atau berbeda dari kebaktian subuh tersebut) dirayakan dengan sikap penuh sukacita, termasuk lagu-lagu yang dinyanyikan juga lagu yang bernuansa kemenangan.

Gereja-gereja yang cukup besar ada yang menggunakan instrumen-instrumen tiup (terompet, dll) untuk melengkapi instrumen-instrumen yang biasa digunakan. Kebanyakan gereja juga mendekorasi ruang ibadah dengan hiasan-hiasan dan bunga-bungaan (contohnya Bakung Paskah).

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Paskah

KESAKSIAN JUM'AT AGUNG

Aku tidak berasal dari sini. Benar-benar tidak. Sorga adalah tempat terakhir yang aku harapkan bisa berada setelah semua yang aku lakukan.

Ijinkan aku menceritakan kisahku.

Aku – dulu – adalah seorang perampok bersenjata, kurasa demikian kamu menyebutnya. Aku dan Jake dan juga yang lainnya tinggal di goa di perbukitan Yudea dekat jalan Yerusalem menuju Yerikho. Kami hidup dari kejahatan. Kami tidak menyerang orang yang pergi berkelompok dalam jumlah besar. Mereka yang bepergian dalam kelompok akan aman. Tetapi jika pergi hanya satu keluarga, adalah sesuatu yang mudah, sama bodohnya dengan mereka yang melakukan perjalanan seorang diri.

Melakukan kekerasan adalah cara yang biasa kami lakukan. Mereka akan kami pukuli hingga mereka menyerah tanpa perlawanan. Tapi aku telah mematahkan beberapa tulang orang selama hidup, Tuhan mengampuniku. Aku sebenarnya belum pernah benar-benar membunuh seseorang, tetapi aku juga tidak pernah tinggal cukup lama untuk memperhatikan korbanku tewas atau tidak.

Pertama kali aku bertemu Yesus adalah ketika aku di undang ke sebuah pesta untuk menghormatinya di Yerikho di rumah pemungut pajak yang kaya bernama Zakheus. Aku memperkenalkan diri, kami berjabat tangan, dan Yesus memandangku mata bertemu mata selama sesaat. Dia dapat melihat diriku dengan jelas, siapa aku sebenarnya,

setiap kejahatan yang telah aku buat. Kemudian Dia tersenyum, sebuah senyum besar yang bersahabat. “Kamu tahu,” kata-Nya, “Ada pengampunan bagimu di dalam kerajaan-Ku. Bagaimana dengan itu?”

Aku memandang ke bawah, tidak mengatakan apapun, dan berbalik pergi. Hari berikutnya aku ada di antara kerumunan, mendengarkan setiap kata yang Dia katakana. Yesus berbicara tentang kerajaan-Nya, membandingkannya dengan biji sesawi, menyebutnya sebagai Kerajaan Sorga. Aku ingin sekali datang kepadanya dan berhenti dari semua yang telah ku perbuat lalu menerima pengampunannya, tetapi aku tidak bisa melakukannya.

Aku berharap bisa. Hal ini tidak terlalu lama sebelum aku dan temanku Jake – orang ketiga yang di salib – ditangkap oleh tentara patroli Romawi. Yang lain berhasil melarikan diri, tapi mereka menangkap kami dan memukuli kami lalu membawa kami ke Yerusalem dan melemparkan kami ke penjara. Tidak ada kasih karunia bagi orang seperti kami.

Lalu hal ini terjadi di hari yang sama Yesus di salibkan, mereka menyalibkan aku dan Jake – salah satu dari kami di kiri dan kanan-Nya. Ini bukanlah penyaliban sebagaimana biasanya. Banyak orang yang datang di sana karena Yesus. Orang Farisi yang sombong mengolok-olok Dia. “Jika Engkau Mesias, “ salah satu menyeringai, “turunlah dari salib itu. Jika kamu penyelamat, selamatkanlah diri-Mu sendiri – jika kamu bisa!”

Jake juga ikut-ikutan mengejek juga, kamu bisa membayangkannya. Aku berteriak kepadanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”

Jake akhirnya diam dan orang-orang Farisi sudah tidak tertarik lagi. Tetapi aku tidak bisa menghilangkan kejadian di Yerikho itu dari pikiranku. Aku tidak bisa melupakan pandangan mata Yesus, kata-kata-Nya, dan juga undangan-Nya. Jadi aku memanggil-Nya, sekalipun sangat sulit untuk bernafas dan berbicara membuatku merasa sangat tersiksa.

“Yesus!” kataku. Dia memalingkan wajah-Nya kepadaku. “Yesus, aku pernah di Yerikho. Aku bertemu dengan-Mu di pesta di rumah Zakheus. Ingat?”

Dia melihatku sesaat lalu menganggukkan kepalanya pelan. Dia ingat.

“aku tidak pernah lupa apa yang Engkau katakan. Aku ingin berkata ‘ya’, tapi aku tidak bisa. Dan kini lihatlah padaku – lihatlah dimana kita sekarang.”

Dia dalam kondisi yang sangat buruk – kelelahan, menahan sakit luar biasa, dan juga susah bernafas. Dia tidak akan bisa bertahan lama. Aku bisa melihatnya. Tapi entah aku bisa melihat jauh dari semua itu. Dia adalah Mesias, Dialah Mesias, tidak peduli apa yang para imam dan orang Roma dan juga orang Farisi lakukan kepada-Nya.

Dan ketika Dia mati, Dia akan bersama dengan Tuhan. Dalam beberapa jam lagi, mungkin kurang, hal itu akan terbukti. Dia akan memerintah dalam kerajaan yang pernah Ia ceritakan.

“Yesus,” aku memanggil-Nya lagi, lebih pelan sekarang.

Dia membuka mata-Nya. Mata yang sama, tatapan yang sama, penuh kasih, dan mata yang tulus.

“Yesus,” kataku, “ketika kamu masuk dalam kerajaan-Mu, maukah Engkau mengingat aku?”

Ia bekerja keras untuk menjawab, bibir-Nya kering, tapi aku bisa mendengar-Nya dengan jelas. “Aku berkata kepadamu,” suaranya mengeras, lalu menguat sesaat, “sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

Mata-Nya meredup. Kondisi-Nya menurun dengan cepat. Tetapi aku percaya kepada-Nya. Sungguh! Itulah yang membuat aku bisa melalui beberapa jam selanjutnya hingga mereka mematahkan kakiku untuk membunuhku. Aku percaya kepada-Nya!

Dan kemudian aku menemukan diriku di sorga, di Firdaus. Aku tahu bahwa aku tidak layak berada disini, tapi bagaimanapun juga aku telah disini. Aku pikir itulah bagaimana seorang pria seperti aku dapatkan ketika Sang Raja sendiri menganugrahkan pengampunan. Pengampunan penuh. Sangat luar biasa, bukankah begitu?
--------------------

(Yohanes 3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

For God so greatly loved and dearly prized the world that He gave up His only begotten Son, so that whoever believes in Him shall not perish but have eternal life.


(1 Yohanes 4:9) Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

In this the love of God was made manifest where we are concerned: in that God sent His Son, the only begotten or unique, into the world so that we might live through Him.

LORD JESUS bless you and me, now and forever. Amen.


Sumber : Dr. Ralph F. Wilson/Joyfullheart.com

"Segelas air susu yang mengharukan."

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa di kantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, 'berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?' Wanita itu menjawab: 'Kamu tidak perlu membayar apapun'. 'Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan' kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :' Dari dalam hatiku aku berterima kasih banyak pada anda.'

Setelah sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut , menjadi tua dan mengalami sakit yang sangat serius dan kritis. Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menanganinya.

Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, di mana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan.. . . Wanita itu sembuh..!! Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. .

Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi..

'Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu...' tertanda, DR Howard Kelly. Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: 'Tuhan, terima kasih, bahwa cintaMU telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia.'