Mujizat ini terjadi karena rasa cinta seorang gadis kepada pria pujaannya yang menjadi "impian" semua gadis dimasa itu.
Karena rasa cintanya yang begitu besar sehingga membutakan Iman Kristianinya, dia mendatangi seorang dukun. Dan dukun ini meminta dia membawa sekeping Hosti yang sudah dikonsekrasi untuk dibuatkan ramuan cinta (pelet) untuk si pria idaman itu.
"Tidak ada obat yang lebih mujarab selain dari Tuhan, yaitu Tubuh Ilahi Raja segala hati" demikian gadis itu berfikir. Sehingga pada saat dia menerima Hosti Kudus, dia menyimpannya dan membawa pulang hosti yang sudah dikonsekrasi itu kerumahnya dan menyimpannya dalam sebuah tempat.
Selama 2 hari, gadis itu selalu dihantui perasaan bersalah dan diganggu dengan mimpi tentang "api kekal".
Akhirnya, setelah mengalami perang batin, gadis ini memberanikan diri membuka kembali tempat penyimpanan Hosti Kudus dan dia terkejut mendapati hosti itu sudah berubah menjadi sepotong daging.
Gadis itu menangis dan mengundang orang-orang berkerumun dirumahnya.
Imam yang mendengar berita ini seger mendatanginya dan mengambil Hosti Kudus dan wadahnya dan menyimpannya dalam Gereja.
Sang Dukun yang mendengar kejadian ini menyembunyikan diri untuk bersiap-siap membela diri. Ketika diminta Uskup untuk menghadap, dukun ini menyanggupi dan begitu melihat orang banyak tidak berpihak kepadanya dia merebahkan diri dihadapan Uskup dan memohon pengampunan.
Uskup Giovanni yang menjadi Uskup di Alatri waktu itu berdiskusi dengan banyak orang mengenai peristiwa sakreligi ini dan belum bisa memutuskan penitensi kepada gadis dan dukunnya itu, maka beliau menuliskan surat kepada Bapa Paus Gregorius IX dan dengan singkat menjelaskan kronologisnya.
Pada tanggal 13 Maret 1228. Sri Paus menjawab demikian:
"Kita patut menyampaikan puji syukur sedalam-dalamnya kepada Dia yang senantiasa menyelenggarakan segala karyaNya dengan cara-cara yang mengagumkan pada kesempatan-kesempatan tertentu juga mengadakan mujizat-mujizat dan melakukan hal-hal menakjubkan agar para pendosa menyesali dosa-dosa mereka, mempertobatkan yang jahat dan mematahkan kuasa bidaah sesat dengan memperteguh Iman Gereja Katolik, menopang pengharapan-pengharapannya serta mendorong amal kasihnya.
Oleh karena itu, saudaraku terkasih, dengan Surat Apostolik ini, kami menyarankan agar engkau memberikan penitensi yang lebih ringan kepada gadis tersebut yang menurut pendapat kami, dalam melakukan dosa yang teramat serius itu lebih terdorong oleh kelemahan daripada kejahatan, terutama mempertimbangkan kenyataan bahwa ia sungguh menyesal setulus hati ketika mengakukan dosanya. Namun demikian, terhadap wanita yang menghasutnya, yang dengan kejahatannya mendorong si gadis untuk melakukan dosa sakreligi, perlu dikenakan hukuman disipliner yang menurutmu lebih pantas, juga memerintahkannya untuk mengunjungi semua uskup diwilayah terdekat, guna mengakukan dosanya kepada mereka dan mohon pengampunan dengan ketaatan yang tulus"
Hosti ajaib ini disimpan di kapel Katedral Alatri dan diperlihatkan 2 kali setahun yaitu pada hari Minggu pertama setelah Paskah dan hari Minggu pertama setelah Pentakosta.
Larena asal mula mujizat Ekaristi ini sederhana (rasa cinta yang berlebihan) maka Mujizat ini disebut "Mujizat Kaum Papa"
Pada tahun 1960, pada sat merayakan pesta imamatnya yang ke 25 tahun, Uskup Edoardo Facchini dari Alatri, menegaskan kehadiran Yesus dalam Sakramen Maha Kudus.
Beliau melakukan pemeriksaan detail, segel penutup yang masih tetap dan tidak rusak begitu juga dengan pita merah dan segel yang diletakan oleh Mgr. Pietro Saulini, Uskup Alatri masih dalam keadaan baik dengan tanggal tercantum 1 Desember 1886.
Hosti dalam keadaan tetap dalam keadaan yang sama seperti saat pertama ditemukan, yaitu sekerat daging yang sedikit kecoklatan, berbentuk agak silinder mengikuti tempatnya.
Pada tahun 1978 diadakan perayaan istimewa untuk memperingati 750 tahun terjadinya mujizat ini
Caritas Dei in cordibus nostris
diterjemahkan secara bebas dari: http://www.therealpresence.org/eucharst/mir/a3.html
dan berbagai sumber lain
0 komentar:
Posting Komentar