Keadaan yang menghimpit, cita-cita hidup yang tak kunjung diraih,
membuat banyak manusia yang tak sabar bersegera putus asa. Ketika
kekalahan demi kekalahan dalam berbagai bidang kehidupannya datang
menerpa, lahir pandangan bahwa dunia ini memang bukan tercipta untuknya.
Dunia telah mengasingkan dirinya menjadi seseorang yang kalah, seorang
pengecut, bahkan menjadi seorang pecundang.
Kekalahan, kegagalan,
merupakan hal yang wajar dalam kehidupan dunia ini. Kekalahan ini
bukanlah dimaknai sebagai akhir dari perjuangan hidup yang dilakukan,
melainkan sebagai peringatan dan batu loncatan akan peningkatan prestasi
hidup selanjutnya. Memang, takdir seseorang telah ditentukan oleh
Tuhan, namun orang yang menyerah pada kekalahan yang dialaminya bukanlah
menyerah pada takdir. Karena Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum
atau seseorang sebelum seseorang atau kaum tersebut berusaha mengubah
nasibnya tersebut.
Kita hidup untuk mempersembahkan yang terbaik
yang bisa kita lakukan untuk diri dan lingkungan kita. Berbuat yang
terbaik untuk orang-orang terdekat dan menjadi berkat bagi sekeliling
akan menjadikan kita bisa mengukir diri sebagai pribadi bermental
pemenang.
Setiap insan dilahirkan untuk menjadi pemenang, bukan untuk menjadi pengecut bahkan pecundang.
Sperm Wars
Ada satu film yang menurut saya layak ditonton oleh seluruh anggota
keluarga Anda, Keajaiban Penciptaan Manusia karya Harun Yahya. Film ini
mengisahkan secara detail proses sejak pertemuan sperma dan ovum hingga
lahir berwujud manusia. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana
perjuangan sperma manusia agar dapat tampil sebagai pemenang saat proses
pembuahan. Ada jutaan sperma yang berperang melawan antibodi, berlomba,
berlari, berpacu melewati berbagai kontur untuk mencapai finish, dan
mendapatkan piala satu-satunya, sel telur. Finally, hanya akan ada satu
pemenang, juara dari jutaan ‘pejuang’.
“Sperm Wars”
Sejarah Sang Juara
Film Harun Yahya tadi erat kaitannya dengan penemuan sperma. Sejarah
sperma ditemukan pertama kali oleh peneliti asal Belanda bernama
Anthonie van Leeuwenhoek pada tahun 1677. Ia berada di urutan ke-39
dalam jajaran 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia versi Michael H.
Hart, diapit nama besar Thomas Alfa Edison dan Plato. Tidak tampak
seperti ilmuwan, ia adalah pedagang kain asal Delft, tidak pernah
mengenyam pendidikan tinggi, dan hanya bisa berbahasa Belanda. Tetapi
dengan ketrampilan, ketekunan, rasa ingin tahu yang besar, dan pikiran
terbuka, lepas dari dogma ilmiah di jamannya, Leeuwenhoek berhasil
membuat sejumlah penemuan paling penting dalam sejarah biologi.
Dibekali Sebagai ‘Pejuang’ Sempurna
Leeuwenhoek berhasil menggambarkan struktur sel sperma mirip aslinya.
Struktur sel sperma terdiri dari kepala, leher, dan ekor. Pada kepala,
layaknya tentara hendak berperang, sel sperma dibekali helm akrosom,
lapisan pelindung luar yang akan membantu sperma saat menembus membran
sel telur. Kebutuhan energi dipasok dari mitokondria, di bagian badan
ekor yang berfungsi sebagai depot bahan bakar selama perjalanan. Bagian
penting lainnya adalah ekor, yang memungkinkan sperma melakukan manuver
saat berenang menuju sel telur. Dari awal sperma sudah dibekali sebagai
‘pejuang’ sempurna. Tidak ada akrosom, maka mustahil sperma bisa
menembus membran sel telur. Ada mitokondria tetapi tidak ada ekor,
mustahil sperma bisa sampai ke sel telur, begitu juga sebaliknya.
Penemuan Leeuwenhoek diakui sebagai bukti adanya campur tangan Sang Maha
Pencipta menciptakan alam beserta detilnya dengan segala keseimbangan.
"Segala puji Tuhan, Sang Kreator Maha Sempurna… tidak ada yang Ia ciptakan dengan sia-sia."
BERSAMBUNG...
Senin, 02 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar