SAMBUNGAN....
Karakter Sang Juara
Sperm Wars, perang,
lomba, kompetisi sperma merupakan pertempuran terbesar di dunia, mungkin
di jagad raya. Dari pertempuran ini memberi inspirasi karakter natural
seorang juara, antara lain:
• Mengenali medan perang. Sperma telah
siap dengan perjalanan jauhnya. Dengan ukuran sperma seperseribu
milimeter menuju tuba falopii, saluran indung telur, yang panjangnya
berkisar antara 7-14 cm pada manusia.
• Menghadapi semua rintangan.
Pada perjalanannya sperma akan dihadang oleh antibodi, sel darah putih
calon ibu yang menganggapnya sebagai penyusup asing sehingga terjadi
pertarungan head-to-head.
• Fokus. Sperma fokus pada tujuannya yaitu sel telur.
• Sukses itu 99% gagal. Sperma yang berhasil sampai ke tuba falopii
hanya 1%, dan pada akhirnya hanya satu yang bisa menembus sel telur dan
menjadi juara.
• Mulai dari yang kecil. Dimulai dari satu sel sperma
menyatu dengan sel telur yang berukuran seribu kali lebih besar, terus
membesar dan membesar.
• Memiliki input yang baik. Sperma yang bertemu dengan sel telur akan tumbuh dengan asupan gizi yang baik.
• Ingat waktu terbatas. Sperma hanya memiliki hidup 4-5 hari di dalam rahim wanita.
And The Winner Goes to…
Berkat penemuan Leeuwenhoek kita bisa mengetahui bahwa kita terlahir di
dunia ini dengan predikat Sang Juara. Yes, we are the champions, my
friend… Dari sel tunggal yang mengalahkan 200-300 jutaan pesaing lainnya
–sama saja berkompetisi dengan seluruh penduduk Indonesia! Anda
terlahir sebagai seorang juara. Mainframe juara sudah lama tertanam di
diri kita. Rayakan kemenangan, kepalkan tangan Anda dan tinju langit
setinggi-tingginya, dan tunjukkan: saya pasti bisa!
Di sini
kita bisa lihat, bahwa sejak awal kehidupan manusia sendiri telah penuh
perjuangan, kehadiran kita sebagai manusia di dunia ini merupakan hasil
seleksi dari jutaan calon manusia, yang disortir untuk menjadi pemenang.
Karena itu kehadiran kita di dunia ini merupakan kehadiran seorang
pemenang, pemenang yang telah dilahirkan.
Inilah takdir kita yang
sejati, terlahir sebagai pemenang. Begitu pula dengan hidup kita, takdir
sejati kita adalah sebagai pemenang, bukan pecundang. Pencapaian
sesuatu dengan keikhlasan, sabar dan syukur yang tiada batas, adalah
mental seorang pemenang. Kematian yang akan membatasi seluruh perjuangan
meraih kemenangan kita, karena ketika mati kita tidak akan mampu
berbuat apa-apa. Kita hanya mampu menikmati hasil jerih payah selama di
dunia, siapa yang menanam dia bakal menuai. Saat itulah dimulai fase
pertanggung jawaban dan penganugerahan medali penghargaan untuk pemenang
kehidupan selama kita didunia.
THATS VERY GREAT!! AND
AMAZING...Tuhan menciptakan kita sebagai pemenang bahkan sejak kita
belum menjadi bakal janin!! Kalau sebuah sperma kecil berhasil
menaklukan sperma lainnya untuk menjadi sebuah janin, masa kita yg sudah
menjadi manusia sebesar ini kalah dan mudah putus asa??? HEI, GUYS!
LET'S THINK ABOUT IT!
Senin, 02 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar